Hari Kemerdekaan

25 10 2008

Merdeka .. Merdeka .. Merdeka..
Kelahiran sebuah negara merdeka
Kelahiran sebuah negara merdeka
Dan.. Kelahiran sebuah negara merdeka

Sebuah mimpi telah terwujud
Sebuah negara telah terwujud
Sebuah hati telah terbentuk
Sebuah jiwa mulai hidup
Sebuah kata telah termaktub

Sebuah mimpi yang telah membeku
Dalam sanubari para penduduk
Senantiasa membuat hati terduduk
Pada nuansa yang penuh dengan rasa takut

………………

Wahai insan yang telah merasa merdeka
Wahai jiwa yang telah membuka
Akankah merdeka hanya untuk sementara
Ataukah merdeka hanya sebuah kata

Jangan selalu merasa diri telah merdeka
Karena hati selalu berbicara tidak
Namun jiwa berkata coba
Semua kata seperti telah direka

Merdeka, hanya sebuah kata
Yang akan selalu menjadi cerita
Dari masa hingga ke masa
Merdeka tetap merdeka
Dan
Merdeka selalu bermakna
Dalam arti sebuah nuansa
Dalam kehidupan insan dunia
Karena dengan merdeka
Akan terjalin cerita
Tentang kuasa yang telah tiada
Tentang kuasa yang sudah tidak bersuara
Tentang kuasa yang tidak berguna
Karena MERDEKA telah menjadi sebuah JIWA
Dalam kehidupan rakyat Indonesia

Aku adalah sebuah negara merdeka
Aku adalah negara merdeka
Dan Aku tetap merdeka
Walau jiwaku tetap menderita
Karena anakku tidak mempunyai jiwa
Walau kerap berkata merdeka.





Bandung bertutur

25 10 2008

Ketika awan menyelimuti diriku jaman dulu
Terasa sejuk dan nyaman seluruh jiwa ragaku
Dan ketika hujan mengguyur seluruh tubuhku jaman dulu
Terasa segar seluruh hati sanubariku
Dan ketika burung bernyanyi dimukaku
Wahai indah nian suara kicau merdunya

Setelah waktu yang begitu indah berlalu seperti angin lalu
Jiwaku kini terasa hampa dan nestapa
Melihat luka yang ada diseluruh badanku
Melihat segala yang dulu kukira hanya bayangan buruk semata

Wahai manusia yang berada didalam jiwa ragaku
Dengarlah jeritan dukaku ini
Betapa sakit hati ini
Betapa nestapa ragaku ini
Betapa tega engkau menyiksa diriku seperti ini
Betapa tega engkau membuat aku menderita seperti ini

Wahai manusia penghuni jasadku
Jangan engkau berbuat sesuka hatimu
Jangan engkau berbuat yang membuat diriku tersiksa
Jangan berbuat semau pikiranmu

Lihatlah diriku
Lihatlah mukaku
Lihatlah mataku
Dan lihatlah jiwa dan hatiku
Apakah engkau melihat suatu kebahagiaan tersisa
Apakah engkau melihat keceriaan berada
Apakah engkau melihat kecantikan semata

Wahai manusia penghuni alamku
Lihatlah selalu pada ragaku
Lihatlah selalu pada jiwaku
Dan lihatlah selalu pada lukaku
Akibat ulahmu yang sangat bernafsu
Untuk membuat diriku seperti debu
Yang tidak berarti tertiup deru
Yang tidak berbau tertiup kalbu

Wahai manusia penghuni ragaku
Mengapa engkau begitu bernafsu
Pada diriku yang kini berpadu
Dengan segala yang bersifat nafsu
Padahal dulu aku berada
Pada masa yang penuh bahagia
Karena ragaku tiada terluka
Oleh derita yang sekarang ada

Wahai manusia yang telah menganiaya
Jangan engkau teruskan kekejamanmu
Pada diri yang telah meronta
Pada diri yang telah meminta
Untuk suatu pengampunan dosa
Apabila memang itu ada

Wahai manusia penghuni alamku
Tengoklah selalu pada masa jayaku
Tengoklah selalu pada masa indahku
Tidak ada luka didalam tubuhku
Seperti apa yang engkau lakukan kini
Seperti apa yang engkau berikan padaku
Karena engkau tidak pernah menerima
Karunia diriku sebagai karunia Tuhanmu
Yang harus dijaga dengan penuh kelembutanmu
Yang harus kau jaga seluruh kesegaranku
Yang harus kau jaga seluruh kecantikanku
Yang akan selalu memberimu keteduhan hati
Pada saat engkau tertimpa derita hidupmu
Pada saat engkau termenung rindu
Kepada apa yang telah engkau dapatkan
Dari seluruh bathin dan jiwa ragaku

Wahai manusia penghuni badanku
Benahilah aku setulus hatimu
Rindukanlah dirimu pada kecantikanku dulu
Rindukanlah hatimu pada kesegaranku dulu
Rindukanlah jiwamu pada ketenanganku dulu

Wahai manusia yang telah lama menduduki diriku
Kasihanilah aku sepenuh hatimu
Kasihanilah aku sepenuh ragamu
Kasihanilah aku setulus jiwamu
Karena aku kini tersiksa
Oleh luka yang semakin menyakitkanku
Oleh luka yang memenuhi seluruh jiwa ragaku
Oleh luka yang tidak dapat aku sembuhkan lagi
Karena hanya engkau wahai para manusia
Yang dapat membuat diriku pulih kembali
Pada kesegaran dan kecantikan abadi
Yang akan membuat diriku sehat kembali
Yang akan membuat diriku bernyanyi kembali
Karena hatiku terasa sangat bahagia
Dengan apa yang telah engkau lakukan dengan rela
Dengan apa yang engkau lakukan dengan penuh kasih
Pada diriku yang teramat renta
Karena tua termakan usia

Wahai manusia berhati luhur
Tiada lain yang dapat aku sampaikan sekarang
Hanya sebuah harapan akan keluhuran jiwamu
Untuk merawat badanku dari luka dan kepedihanku
Agar aku dapat memberimu
Kebahagiaan abadi yang engkau dambakan
Karena aku adalah karunia
Dari Tuhanmu yang Maha Esa
Yang seharusnya engkau syukuri
Dan seharusnya engkau sayangi
Dengan sepenuh jiwa ragamu
Agar aku bertambah kuat dan sehat
Dalam menjalankan tugas beratku
Memberi kehidupan bahagia
Pada kamu semua yang aku cinta

Dan cintailah aku selamanya
Agar hatiku tentram bahagia
Seperti apa yang engkau akan terima
Sebagai karunia
Dari Tuhan Yang Maha Esa
Amin.





Bali 12 Oktober 2002

25 10 2008

Ketika awan melayang diatas langit
Ketika suara angin berderu pahit
Menggegar suara membuat hati menjerit
Berseling rintih luka nan pedih

B a l i ,
Pulau yang sering dijadikan pertanda
Yang selalu menjadi impian insan dunia
Yang selalu membuat orang terpana
Dalam menikmati keindahan alam semesta
Akankah menderita karena ulah seorang manusia

Bila hati ingin berkata
Bila hati ingin bicara
Tidak ada satu kata bisa terbaca
Kecuali satu, …. kata terluka

B a l i , t e r l u k a
B a l i , t e r l u k a
dan
B a l i , t e r l u k a

****

Betapa hati ingin menduga
Pada apa yang telah jadi pertanda
Betapa hati ingin bersama
Pada siapa yang menderita
Namun hati tetap bertanya
Apa yang sedang terlanda
Adakah Bali yang akan dicoba
Ataukah Bali akan didera

Tuhan, beri aku pertanda
Beri aku wasangka
Yang membuat seorang insan didunia
Merasa duka yang tiada tara
Karena dia telah membuat bencana
Karena dia berhati srigala
Dan dia bukan manusia

****

Wahai insan didunia
Mengapa engkau tidak berdaya
Melihat diriku tertimpa petaka
Melihat diriku penuh luka
Melihat aku begitu menderita

Jangan engkau bersyak wasangka
Pada seluruh umat didunia
Yang terlihat seperti sama
Karena ternyata hanya satu yang berbeda
Dan dia bukan manusia
Dan dia bukan insan beragama
Dia bukan mahluk yang berhati manusia
Namun manusia yang berhati srigala

****

Bali, pulau dewata
Pulau tempat bersemayan para dewa
Tempat bertemu kaum agama
Namun engkau begitu tega
Membuat dirinya terluka
Namun engkau begitu tega
Membuat dirinya menderita

Jangan, jangan engkau berkata
Jangan engkau berbahasa
Bahwa apa yang sedang ada
Hanya sebuah kejadian biasa

Jangan engkau menduga
Pada apa yang engkau paksa
Akan berbuah hasil bahagia
Karena semua hanya bencana
Yang akan membawa petaka
Pada seluruh insan didunia
Yang menderita karena keinginan berkuasa

Dan andai sesaat engkau merasa kuasa
Akan terasa betapa luka tetap terbuka
Karena bukan cara yang seperti engkau duga
Untuk mencapai kuasa dunia

****

Bali, jangan engkau bersedih, sayang
Jangan engkau menangis, manis
Jangan engkau meratap duka
Engkau akan tetap seperti sedia kala
Walau ada luka yang senantiasa terbuka

****

Wahai mahluk berhati srigala
Coba engkau periksa hati yang telah ada
Adakah rasa yang tertanam didalam dada
Adakah haru yang selalu membuatmu terbuka
Adakah resah yang selalu membuatmu duka

Wahai manusia yang berakal sempurna
Adakah Tuhanmu membuat upaya
Adakah Tuhanmu membuatmu agar berkuasa
Adakah Tuhanmu membuatmu merasa perkasa

Jangan engkau berpura pada orang beragama
Jangan engkau berpura pada kaum papa
Tataplah mata dengan kejujuran jiwa
Adakah Tuhan didalamnya
Adakah Tuhan dalam tujuannya

Andai disana terlihat apa yang engkau rasa
Andai disana tidak terlihat apa yang harus engkau minta
Tataplah mata sampai ada sebuah cahaya
Dimana Tuhan sebenarnya selalu berkata
Jujurlah pada hati yang luka
Jujurlah pada hati yang papa
Jangan engkau merasa kuasa
Jangan engkau merasa perkasa
Karena hanya Aku yang memberi pertanda
Pada siapa yang Aku rasa
Pantas berada pada keadaan kuasa
Dan itu bukan kamu
Dan itu bukan manusia biasa
Dan itu bukan manusia berhati srigala
Dia adalah manusia bersahaja
Dia adalah manusia yang taqwa
Dan dia bukan orang yang selalu membuat orang lain terluka
Dan juga bukan orang yang ingin membuat duka

****

Sadarilah wahai manusia
Sadarilah wahai para penguasa
Jangan beragama jika tidak bertindak bijaksana
Jangan beragama jika tetap ingin berkuasa
Karena kuasa bersifat sementara
Yang membuat engkau terlena
Pada apa yang telah engkau punya
Sehingga lupa pada arti yang sebenarnya
Bahwa agama bukanlah cara
Agama bukanlah untuk berkuasa
Karena agama hanya untuk di “baca”
Dalam kaidah yang telah berada
Dalam nuansa yang selalu serta
Pada setiap kehidupan manusia
Agar selalu hidup bahagia
Dalam lindungan dan karunia
Tuhan Yang Maha Esa.
Amien





Do’a terakhir seorang pejuang

25 10 2008

Aku bersyukur kahadirat Tuhan
Aku bersyukur pada Sang Hyang
Karena aku ternyata masih disayang
Oleh Raja dari Kasih Sayang
Yang membuat aku selalu mengenang
Suatu bentuk kasih sayang
Untuk seluruh bangsa pejuang

Tuhan jangan Engkau membuat diriku terlena
Tuhan jangan Engkau membuat diriku merana
Apabila aku kelak berada
Pada kedalaman rasa yang tidak berguna
Karena aku hanya insan biasa
Yang selalu penuh dengan nuansa
Antara suka dengan duka
Antara dosa dengan taqwa
Antara hidup dengan rasa
Antara kuasa dengan paksa

Jika kelak aku berjuang
Bukan karena ingin dikenang
Bukan karena ingin disayang
Namun timbul dari hati terdalam
Yang selalu berubah namun tidak tergoyahkan
Untuk membuat diri selalu merasa
Bahwa hidup adalah nuansa
Yang begitu indah untuk dirasa

Wahai Tuhan yang Maha Kuasa
Terimalah Jiwa yang telah ternoda
Oleh kehendak yang tidak terkuasa
Bahkan sangat membuat dosa
Namun tetap selalu berdo’a
Untuk ampunan dari Mu Maha Pencipta
Karena aku selalu berbayang
DiriMu yang penuh kasih sayang
Untuk aku insanMu seorang

Walau kelak aku berada
Dialam yang penuh dengan godaan
Do’aku selalu akan kusampaikan
Agar terhindar dari segala hal terlarang
Karena aku hanya ingin berkhayal
Pada segala hal yang aku senang
Namun jiwa tetap melarang

Terakhir,
Ingin aku bersimpuh
Didepan segala yang membuat keputusan
Dihadapan-Mu yaa Allah Maha Besar
Untuk mendapat ampunan dan kemuliaan
Pada tempat akhir kehidupan
Sebuah jiwa penuh harapan
Untuk suatu kedamaian
Untuk suatu keabadian
Dalam suatu kebersamaan
Antara aku dengan-Mu yaa Tuhan.





Reformasi

25 10 2008

Reformasi adalah sebuah kata
Yang banyak dipakai kata
Tetapi tidak pernah bermakna kata
Dalam arti sebuah kata
Yang mempunyai arti dan makna
Karena semua berkata sama

Bahwa reformasi hanyalah sebuah kata
Yang tidak biasa untuk dicerna
Apalagi dalam keadaan tidak biasa
Dan reformasi hanya tetap sebuah kata
Yang terus berkata-kata

Bahwa reformasi mempunyai makna
Yang tidak bisa dicerna kata
Jadi reformasi tetaplah reformasi
Karena memang kata yang berkata
Tanpa bisa dicerna manusia
Karena dia hanyalah sebuah kata
Yang tetap tidak bermakna

Walaupun seribu manusia
Berusaha mencerna dengan usaha
Agar reformasi menjadi nyata
Yang dapat membuat orang bahagia

Tetapi ternyata
Dia tetap sebuah kata
Yang tetap tidak bermakna
Karena manusia banyak berkata
Bahwa reformasi milik semua
Yang tidak bisa dicerna biasa
Karena harus dicerna bersama
Agar reformasi menjadi bermakna