My Life is Mine


** Untuk lebih mudah dan nyaman membacanya, My Life is Mine ada di blogroll weblog ini..**

Prolog …

Ada saatnya kita merenung dan melihat kembali cerita2 tentang kita pada masa lalu..

Disaat kita untuk pertama kali melihat dunia dengan mata tertutup dan merasakan hirupan pertama O2 yang ada diudara sekitar kita.

Disaat kita mulai merasakan adanya kekuatan2 aneh yang membuat kita dapat berperilaku sedikit atau malah sangat banyak “ketololan yang sedikit ada pintarnya”.

Disaat kita mulai merasa ada sebuah hal yang begitu kuat berada didalam diri dan hati yang meronta untuk dikeluarkan dalam bentuk tulisan yang mungkin saja tidak menarik untuk dibaca tetapi tetap mempunyai makna dan kesan yang dalam bagi yang menuliskannya….

Jadi…. silahkan membaca My Life Is Mine ini, sampai selesai.. n .. selalu ada sambungannya looh ….

* * * * *

DETIK2 KEHADIRANKU DIDUNIA

Pasti dong aku tidak tahu dan tidak ingat waktu itu aku ngapain aja.
Yang pasti tahu dan sangat pasti tahu siapa lagi kalau bukan ibu dan bapakku.
Ya iyalah, orang mereka kok yang membuat aku datang mengalami “detik detik kehadiranku dialam fana” ini.

Katanya,
waktu aku lahir, badanku kecil banget alias kurus kerempeng, nyaris seperti anak monyet yang baru lahir juga.
( Kayaknya udah dari dalam perut aku sudah mulai melaksanakan diet ketat )

Katanya,
waktu ngidam aku, ibuku doyan banget makan rawit, cenderung berlebihan malah.
( Pantesan badanku kecil n peot n rada mirip mirip rawit geetuh, n sampai sekarang aku memang sangat doyan sama yang namanya rawit itu, karma kaleee)

Katanya,
aku lahir pas jam 12 siang, di hari Jum’at Kliwon, tanggal 18 Maret, tahun….. rahasia perusahaan dong!!
( pantesan, aku memang suka rada rada Jum’at Kliwon )

Katanya lagi,
aku dilahirkan di Surabaya, diatas tempat tidur sebuah Rumah Sakit bersalin, beralaskan kasur n enggak penting ah…

Katanya lagi,
sejak “first day in my life” itu aku sakit sakitan melulu, kadang sampai harus dirawat dirumah sakit..
( kalau disingkat dalam bahasa Inggris mah, namanya ririwit pisan )

Katanya lagi,
udah dong ah bosen, gak ada lagi yang bisa diceritain, nanti aja cari sendiri…….

Eh iya ada yang lupa, aku dilahirkan sebagai anak ke lima, jadi aku punya kakak 4 orang, perempuan dua dan laki laki 2…Kedudukan sampai sekarang tidak berubah tetep anak kelima hanya dibawahku adik2-ku menyusul lahir….
( enggak tanggung2 7 orang, n kalau yang ini sih tidak usah pakai “katanya” lagi kan ? )

* * *

MASA-MASA PERTAMA SEBAGAI PENGHUNI DUNIA

Wah, ternyata asyik juga menulis “stages of my life” dalam blogger ini.
Setelah “detik2 kehadiranku didunia “, aku mau terusin ke “masa2 pertama sebagai penghuni dunia”.
Ceritaku kali ini, 3 tahun pertama aku menjalani kehidupan..
Ditahun pertama kehidupanku, masih dari “katanya” karena otak sadarku belum aktif bener, terutama bagian penyimpan memori, jadi dalam masa ini aku gak inget apa apa.

Katanya,
Aku masih sakit sakitan, badanku kurus kerempeng sampai tulang pantat kelihatan,
( Idih, kayak apaan yaa waktu itu, enggak kebayang sampe tulang yang biasanya selalu ketutup daging kelihatan, ih bener bener kayak tengkorak idup kali ya. )

Katanya,
Selain badanku yang kerempeng, ketrampilaku pun terlihat lamban, apalagi kecekatan boro boro dech…. tengkurap lamban, duduk lamban, ngerangkak lamban… yang kenceng cuman nangisnya doang…
(Nah ini nih yang namanya udah jatuh ketimpa tangga, udah kerempeng, lamban pula…)

Katanya,
Kalau aku enggak mau makan, maka ibuku mencampurkan rawit kenasinya lalu disiram air panas….n….aku makannya lahap…..
( Kalihatannya aku masih ada keturunan burung merak, kali kali ibuku pernah selingkuhan sama itu burung… iiih amit amit deh. Mam, maafkan aku yaa… becanda kok )

Katanya,
Umur 1 th, keluargaku pindah ke Makasar dan satu tahun kemudian pindah ke Bandung… Tidak ada cerita manis selain sakit…
( Payaaaah…)

Katanya, dan sampai sekarang aku tahu…
Umur 2 tahun, adikku lahir, seorang bayi laki2 sehat, gemuk dengan berat 4,5 kg, hampir sama beratnya dengan aku yang sudah berumur 2 tahun..
( Kasihan ibuku, bebannya bertambah, harus ngurus adikku plus ngurusin aku yang serba lamban dan sakit2-an )

Katanya,
Aku baru bisa jalan umur 3 th, sebelumnya aku hanya bisa ngesot doang..
( Kasiaaaan deh, udah kerempeng, ngesot lagi…bener bener mengkhawatirkan khalayak keluarga dan handai tolan… jadi apa dan bagaimana aku ini nantinya…. )

Katanya,
Urusan sakitku masih berlanjut, berkali kali aku masuk rumah sakit, karena sakitku selalu parah…
( Aduh kasihan ibuku, harus terus terusan ngurusin aku….sekali lagi maaf yaa Mam.. Kasihan juga adikku dan kakakku karena mereka jadi kurang keperhatiin… bener bener nih aku ngerebut perhatian untuk mereka … maafin juga yaa bang dan dek…)

Katanya lagi,
Selain sakit2-an, kagak ada cerita lain yang patut untuk diceritakan…
( Maklum saudaraku banyak, emangnya ibu bapakku hanya mikirin aku doang..)

* * *

ANAK KECIL YANG “MENYEDIHKAN”


Pada bagian ini, aku sudah mulai rada rada inget, mungkin otak sadarku sudah mulai aktif dan memoriku sudah mulai “on”. Jadi ceritanya kagak pake katanya lagi, tapi ada deng sedikit, kan radar ingatan masih belum aktif secara total.

Yang aku ingat..
Aku sakit parah, menurut info yang aku tangkep saat itu, bener enggaknya sih aku enggak tahu pasti, maklum anak 3 tahun, mana ada yang pendengarannya dan memorinya sama dengan orang 50 tahun…

Yang aku ingat
Aku muntah darah sampe banyak, bukan itu aja, badanku lemas sampai enggak bisa berdiri. Kalau celanaku mau diganti, bolak balik diberdiriin..eh duduk lagi..diberdiriin lagi..eh duduk lagi.. payaaaah deh.
Tapi ada satu kejadian aneh. Saat itu aku kebelet banget kepengen pipis, aku berusaha manggil siapa aja yang ada dirumah… celaka, suaraku enggak keluar..alhasil aku kebingungan sementara ini air udah diujung banget… Tiba2..entah ada kekuatan dari mana, aku bisa berdiri dan berjalan kekamar mandi…. Alhamdulillah akhirnya badanku enteng… Tapi setelah itu aku enggak bisa berdiri lagi, duduk menunggu nasib dilantai kamar mandi…untung ada yang lewat dan ngelihat aku sedang terduduk tak berdaya…… Badanku gemeterrrrrr….

Yang aku ingat lagi neeh dan paling kasihaaam dech, kalau aku ingin main boneka atau main masak2an, enggak boleh langsung duduk dilantai, harus dilapisi selimut tebal dan tempatnya ?…Hik..hik..dikolong meja makan !!!!
Lebih sial lagi, kakakku yang perempuan enggak ada yang mau nemenin, dia lebih seneng main diluar rumah, enggak masalah main dengan barang rongsokan kek, dengan piring pecah kek, ngulek tanah yang katanya untuk bikin lotek dan ngambilin kenari ditengah hujan lebat, uh asyiknya mainan dia…
Sediiiiih …..Kasiaaaan deh..Masa kecil yang penuh dengan penyakit geetooh…padahal mainan ku selalu dibeli dari toko GOW & GOW, toko mainan di Jalan Alkateri yang sangat terkenal seantero Bandung, tapi tetap aja kayaknya lebih nikmat dengan mainan kakakku hasil keterampilan tangannya mengorek sampah untuk mendapatkan pecahan piring. …..
( Sifat tidak menerima keadaan rupanya sudah mulai tumbuh didalamku ini, ampuni hambamu ini ya Tuhan…)

* * *

MULAI MENJADI ANAK SEKOLAHAN

Usia 6 tahun merupakan saat yang ditunggu karena sejak saat itu aku menjadi anak sekolahan. Namanya Sekolah Rakyat, kalau sekarang namanya SD atau Sekolah Dasar.
Sekolah Rakyatku di Jl. Cipaganti sudah tentu dong namanya SR Cipaganti…
Letak sekolahan ku lumayan jauh dari rumahku, tapi waktu itu rasanya aman aman aja jalan kaki, kendaraan di Jl. Cihampelas belum seperti sekarang. Mangkanya ibuku tenang aja melepas anaknya yang kurus kerempeng ini jalan kaki kesekolah.
Oh yaa, walaupun usiaku sudah 6 tahun bakat krempengku masih terus berlanjut… teman2ku memberikan julukan si Ceking… uuhh sebel deh….
Masa sekolah ini, tidak banyak yang aku ingat, hanya beberapa hal yang paling berkesan.

* * *

Kebanyakan makan sisa makan kucing

Suatu hari, saat aku pulang sekolah, seperti biasanya ramai ramai bersama teman sekampung, kami melihat seorang ibu perutnya gendut atau buncitlah lebih tepatnya. Waktu itu dengan rasa penasaran dan seperti tersihir oleh badan ibu itu, mata kami semua terus memperhatikan badan ibu tadi. Sementara si ibu tenang aja berjalan melewati sekelompok pasang mata kecil yang terus memandanginya. Mungkin dalam hatinya Emang Gua Pikirin…..
Setelah ibu itu lewat dari pandangan, tiba tiba salah satu temanku bilang.. “ Ih ngeri yaa lihat perutnya, gede banget… iih takut deh.. kata ibuku, kalau perut buncit gitu karena makan sisa makanan kucing..” Sejak itu aku selalu terbayang perut buncit dan amit amit deh, aku gak akan pernah makan sisa makanan kucing..
Setelah besar, aku baru ngerti kalau ibu itu sebenanrya sedang hamil tua… Hahahaha..dasar bloon…

* * *

Takut jadi pengantin

Ada lagi pengalaman yang memperlihatkan kebloonan ku.. rupanya bloon adalah ciriku..
Ketika aku main dengan beberapa temanku, dari kejauhan aku lihat iring2an rombongan pengantin sedang menuju kearah tempat aku bermain.
Mungkin sudah naluri anak kecil yang serba ingin tahu, aku dan teman2ku serentak menghentikan permainan dan segera berlari menuju rombongan tersebut. Ternyata rombongan itu mengantar pengantin laki yang akan menikah dengan salah saru tetanggaku yang rumahnya agak jauh.
Tanpa minta ijin kitapun segera mengabungkan diri, tak peduli baju lusuh dan kotor. Bahkan bukan bergabung aja, kita menyelinap diantara rombongan untuk masuk ditengah tengah.
Sesampainya dirumah pengantin wanita, aku dan teman2ku tidak sabar menunggu, segera menyelinap lagi sampai kedepan. Rasa penasaran ingin tahu pengantin wanita, membuat kita menjadi nekad untuk berdiri paling depan… Tapi sial kita dilarang masuk kedalam rumah..
Tanpa kekurangan akal kita mencari tempat yang strategis agar dapat melihat pengantin, maklum namanya pengantin itu selalu memancing rasa penasaran.
Kita semakin semangat berebut tempat ketika pengantin wanita dipanggil untuk segera keluar kamar mendampingi pasangannya yang akan menjalani akad nikah.
Tiba tiba… Yaa Tuhan… mataku terbelalak dan rasa ngeri menyelinap didalam diriku… Sang Pengantin wanita didahinya ditempel benda berbentuk bulat, berwarna perak bening dan besarnya sama dengan paku payung yang ada dirumahku..
“ Ih ngeri jadi pengantin, dahinya harus dipasangin paku payung, banyak lagi… aku enggak mau ah jadi pengantin…” akupun berikrar didepan teman2ku….

* * *

Langit sudah turun 20 langkah

Suatu sore, seperti biasanya aku dan teman2 mainku, tiduran diatas rumput memandang kelangit.. Awan putih kebiruan .. dalam pandanganku saat itu langit sangat indah…. Akupun melambung terbang dan berusaha untuk memegangnya.. Tiba tiba temanku merusak lamunanku.. “ Kamu tahu enggak kalau kiyamat itu sebentar lagi, sekarang aja langit udah turun 20 langkah.. jadi udah deket kekita….”.
Sejak itu setiap hari aku selalu memperhatikan langit dan menghitung turunnya sudah berapa langkah…. Hehehehe dasar oon….

* * *

Malu tapi gimana ?

Waktu itu aku sudah duduk dikelas 3 SR ( SD ). Rumah orang tua pindah ke Jl. Arjuna.. sekolahkupun pindah ke SR Pajajaran..
Sekolahku lumayan jauh dari rumah. Kadang kalau pulang aku dijemput, kadang harus jalan kaki.
Kalau dijemput, lumayanlah enggak capek. Kalau enggak dijemput, terpaksalah aku jalan kaki…
Nah perjalanan jalan kaki ini yang selalu jadi masalah..
Setiap akhir pelajaran, air dikantung dibawah ini selalu mendekati penuh. Kalau aku dijemput, lebih cepat sampai kerumah, masalah air dalam kantung bisa diatasi dengan baik, tapi kalau enggak… ala maak.. dalam perjalanan pulang, air didalam kantung dibawah ini bertambah banyak dan selalu mendesak keluar.. hingga aku enggak tahan lagi.. terpaksa masuk keselokan dipinggir jalan.. untung selokannya kering.. maka jongkoklah disana…. hmmmm.. rasanya lega.. seluruh badan rasanya enteng banget..
Nah, kalau selokan ada airnya…. tidak ada jalan lain.. mengeluarkan air itu sambil jalan.. currrr .. mengalirlah si air melalui kakiku.. terjun ketanah.. alhasil kakiku belang belang tersiram ompol…. malu ach…

* * *

Senam pagi

Acara senam pagi selalu menyenangkan, karena badan terasa lebih segar..
Tapi yang aku senang disenam pagi ini bukan badan yang segar.
Ada gerakan senam yang meloncat sambil berputar.. gerakan ini menurutku sangat indah terutama kalau roknya lebar, sehingga kalau berputar…. cihuuyy.. rok lebarku mengembang seperti payung…rasanya keren sekali.
Sekali waktu.. aku memakai rok yang super lebar.. kebayang nanti kalau gerakan memutar akan sangat indah…
Waktu yang ditunggupun tiba… senampun dimulai… tak sabar aku menunggu gerakan memutar ini…. nah sekaranglah saatnya gerakan berputar.. tanpa menunggu aba2 aku langsung melompat dan berputar… indah nian gerakan ini…. tiba2 teman2ku yang bersenam disekelilingku semuanya berhenti dan melihat kepadaku dengan mata kaget bercampur geli sambil berbisik bisik…. ” Idiiiih celananya bolong…….”

* * *

Rambut Keriting

Aku baru sembuh dari sakit. Lumayan berat. Rambutku rontok nyaris gundul. Sedih sekali lihat tampangku di cermin. Kurus dan nyaris gundul..

Entah darimana asal datangnya keinginan atau lebih tepatnya idea itu, tiba2 aku kepengen banget rambut ini keriting karena dalam pandanganku dicermin kalau rambutku keriting akan tampil menjadi agak caem lah dikit.. Ketika aku sampaikan keinginan ini pada my mommy, jawabannya tegas sekali tanpa mempedulikan keinginan anaknya yang sedang menderita begini.. ” Tidak ada uang, jadi NOOOOOO…”

Rasa sedih & kecewa memenuhi kalbuku… nasib oh nasib……………………..

Tiba tiba seperti ada lampu nyala diotakku… aku inget nasehat temenku duluuuu… ” Kalau mau rambut keriting, gampang… rambut kamu dikasih mentega, gosok rata lalu bungkus dengan anduk selama 3 hari, jangan dilepas kecuali tidur “… A Haa saran yang bagus banget…. tapi tunggu libur dulu, masa aku harus harus kesekolah dengan kepala berbungkus anduk ?…. tidaak yaa…

Begitu libur tiba, tanpa pikir panjang, resep teman itu aku praktekan.. kuambil mentega dari dapur, lalu kuoleskan kerambut dengan penuh kasih sayang disertai do’a permohonan pada Tuhan agar rambutku jadi keriting… lalu aku bungkus dengan handuk.. A hah !! akupun merasa lega dan sangat pede… seharian aku seliweran dirumah dengan kepala ditutup handuk dan aku tak peduli cemoohan kakak2ku… anjing menggonggong kafilah tetap berlalu…

Tibalah waktunya aku melihat hasilnya. Dengan tangan gemetar dan hati harap harap cemas, aku buka handuk dikepala, mataku tak lepas sedetikpun dari cermin… dan….. hah ? rambutku..rambutku.. masih tetep lurusssss… Hikhik hik hik rasanya aku kepengen menjerit, bayangkan aja, sesudah aku memotong urat maluku dari cemoohan kakakku… tapi hasilnya…. aku bener bener lemas….

Aku melamun terus, sediiiihnya enggak ketulungan……………………

Hey, ada lampu menyala lagi diotakku… inget saru nasehat lagi dari temenku yang lain….. ” Kalau rambut ingin keriting… selama seminggu bungkus sama CD kita.. maksudnya celana dalam…. kalau bisa yang belum dicuci… ah gampang banget….

Sejak hari itu aku jadi orang yang paling keren dirumah, wira wiri dengan kepala dibungkus CD… dan kembali urat malu ini kupotong lagi demi suksesnya proses pengeritingan rambut. Seminggu kemudian.. kejadian berulang seperti proses yang pertama… dan … hasilnya ….. pun sama…. kembali aku pun ber hik hik hik hik kembali..

Akhirnya ibuku enggak tega melihat usahaku yang gila gilaan dan super nekat itu. Dia mengajak aku ketempat temannya yang sedang kursus keriting rambut.. Waktu itu aku enggak tahu kalau sebenarnya akan dijadikan kelinci percobaan .. yang aku rasakan hati ini luar biasa happynya…

Setelah rambutku dicuci, aku didudukkan dikursi berputar dan dibelakangku ada alat berbentuk bundar entah untuk apa.. Rambutku sedikit demi sedikit mulai digulung dengan alat berbentuk jepitan kemudian diganjel semacam kertas… Semakin lama gulungan itu semakin banyak … aku semakin menunduk…. yaa ampuun.. aku gak bisa mengangkat kepala.. beraaaat sekali rasanya… sampai akhirnya mungkin daguku hampir menyentuh leher… Oh Tuhan ampuni aku karena tidak bersyukur dengan rambut lurus pemberian-Mu… Dalam hati aku bertekad, hanya sekali..hanya sekali ini saja.. tidak akan lagi..tidak akan lagi …

Keringat dingin mulai membasahi badanku ketika kepalaku dimasukkan kedalam alat tadi, dan tiba tiba terdengar suara bergemuruh ditelingaku.. rasanya aku ingin nangis dan minta udahan aja.. tapi malu dan gengsiku ternyata masih ada tersisa…. akhirnya aku pasrah saja… dengan kepala tertunduk keberatan akupun mengikuti proses yang sedang berlangsung..

Betapa lega hati ini ketika dengungan alat berhenti … apalagi yang bikin berat kepala mulai dibuka satu persatu.. kepalaku sudah mulai bisa diangkat.. dan mata ini tak lepas dari cermin.. Seperti apa aku sekarang, apakah secantik yang aku bayangkan selama ini….

Akhirnya segala proses pengeritingan selesai…. dan ketika aku lihat dicermin…. amboiiii… kasiaaaaan deh… wajah kurus, rambut jarang… keriting pula …… kapok, kapok n kapppookk….!!!

* * * * *

Masa SD sudah kulalui dengan sukses.. hasil ujianku lumayan rata2 8 yang artinya aku bisa diterima di SMP Negeri.. SMPN I adalah tujuanku  karena paling dekat dengan rumahku. Sebenernya sih kagak deket2 amat..jauh juga seeeh..

Aku hilir mudik sendiri dari mulai pendaftaran hingga penerimaan.. Kalau dipikir usiaku saat itu 12 th, segalanya kuurus sendiri… agak hebat juga aku yaa.. walaupun saat itu hampir anak seusia itu sama nasibnya dengan ku..

Aku diterima dengan sukses.. Cihuuiii aku sudah gede udah SMP.

* * *.

Main Galah Asin

Kelas 1 SMP merupakan pengalaman baru karena guru selalu berganti pada setiap mata pelajaran.
Guru bahasa Inggrisku paling gaya dan cukup tegas dalam kedisiplinan.
Setiap akan mulai pelajaran, beliau selalu ngecek buku2 pelajarannya, tidak boleh ketinggalan. Yang tidak bawa disuruh keluar kelas sampai pelajaran beliau selesai.
Suatu hari, keringat dingin mengucur dibadanku karena aku lupa membawa bukunya… dan sudah diduga aku disuruh keluar…
Ternyata yang disuruh keluar ada 6 orang.
Tak diduga, hukuman keluar kelas menjadi berkah….
Ruang kelas satu ada 5 buah, letaknya berkeliling, dibagian tengahnya ada lapangan untuk bulutangkis dan main volly…
Begitu melihat lapangan kosong, tanpa diperintah lagi idea cemerlang muncul.. “kita main galah asin yuuuk”…. ajakanku ternyata disambut dengan antusias oleh teman2ku…
Sedang asyik main, tiba tiba guru2 kelas I berkumpul, memanggil kami dengan mata penuh kemarahan..
Kita dijewer satu persatu… dengan wajah tidak mengerti tapi pasrah kami merasakan sakitnya ditelinga…
” Memangnya kalian tidak belajar ?, salah seorang guru menghardik.
” Kita dihukum bu, karena tidak bawa buku, jadi disuruh keluar ” aku mejelaskan sejujur mungkin
” Haaah ? Kalian dihukum ? ” Guru yang satu melotot tapi kurang mengerti ..
” Betul Pak ” jawab kami serentak, jujur.
” Bagussss!!!… tahu tidak? teriakan2 dan tertawa kalian keras sekali hingga mengganggu teman2 kalian dikelas…” Jengkel sekali guru yang satu ini rupanya..
Astagaaaa… rupanya saking asyik dan senangnya bermain galah asin, kami lupa kalau sebenarnya sedang dihukum…. hukuman itu berkah buat kami…

* * *

Musuh seumur hidup

Masih dikelas satu SMP, aku punya hobby mengumpulkan perangko.
Ada seorang temanku, laki2, yang punya hobby sama. Setiap ada kesempatan untuk saling melihat dan menukar koleksi, kita selalu berdua.
Sebelum pelajaran mulai, atau waktu istirahat… kita selalu berdua.
Salah satu teman sekelasku akhirnya menjodohkan aku sama dia. Asalnya kita cuek aja.. tapi lama lama risih dan malu juga.. karena setiap hari kita selalu dikatain pacaran.. padahal waktu itu mana ngerti arti pacaran…
Akibat dari perjodohan itu, aku dan dia menghentikan kebiasaan bertukar perangko, bahkan bukan hanya sekedar berhenti tetapi sampai tidak saling bertegur sapa.. seperti musuh aja..
Kejadian ini berlangsung hingga kami sama sama selesai SMP, kemudian berpisah karena masuk ke SMA yang berbeda…..
Berpuluh tahun tidak pernah bertemu.. satu saat bertemu dirumah temanku.. ternyata dia pamannya… dan… setelah saling pandang sebentar… ternyata kami masih tetap musuhan alias tidak bertegur sapa….
Setelah saat yang bersejarah itu, aku tidak pernah melihatnya lagi.. hingga satu saat ada berita dia meninggal….
Benar benar musuh hingga akhir hayatnya…..

* * *

Mendapat Surat Cinta

Kelas 3 adalah masa yang paling indah di SMP. Bagaimana tidak indah, kita kita yang kelas 3 itu adalah mahluk paling tinggi derajatnya disekolah dibanding dengan kelas 1 dan 2… paling tidak itulah perasaanku saat itu.
Perasaan menyenangi lawan jenispun mulai ada..dikit dikit tapinya… ditahan tahan karena belum mau punya pacar.
Rasa senang ini mulai agak berani mencuat keluar, ketika menghadiri ulang tahun temanku..
Seorang pria mendekatiku.. beliau 3 tahun diatasku..alias duduk dikelas 3 SMA… padahal waktu itu aku sangat tidak mau berkenalan dengan anak kelas 3 SMA.. dimataku mereka itu ketuaan….
Dia ngajak ngobrol ngalor ngidul… “wah ini orang menarik juga yaa…” hatiku memberi komentar..
Sejak itu, dia selalu memberi salam kepadaku melalui temanku… wah degdegan juga dada ini kalau melihat dia datang kesekolahku… tapi rasa takut dan tidak ingin punya pacar masih menguasai diriku…..hingga suatu saat yang tidak pernah aku lupakan…
Dia mengirim surat padaku…surat cinta dengan kata kata yang indah…. aku bingung …. karena aku belum mau punya pacar…..
Akupun bertanya pada temanku yang sudah berpengalaman, bagaimana cara membalas surat ini….
Setelah dia baca…. rupanya dia terkesan…. maka munculah gagasan hebat dalam pikirannya… “Begini aja, kasihan kalau dia kamu tolak langsung… kamu balas aja dan bilang kalau kamu belum mau punya pacar… biar dia enggak kecewa… surat dia sekalian kembaliin aja..”
Bukan kepalang senangnya aku mendengar saran beliau ini, segera aku tulis balasannya dibawah bimbingan temanku ini… Suratpun siap dikirim, tak lupa aku sertakan surat dia dalam amplopnya…… lega deh rasanya hati ini…
Tiga hari kemudian aku mendapat balasan dari dia, singkat tapi mengagetkan…” Kalau enggak mau ya udah, bilang aja..tapi surat gua jangan dikembaliin, itu namanya menolak sambil menghina…”
Haah ?????????????

* * *

Pura2 musuhan

Waktu aku kelas 3 SMP, teman sebangkuku anaknya lucu, mukanya bulat kayak boneka.. Aku dan dia sangat lekat satu sama lain, kemana mana selalu berdua.. mau jajan bareng.. jalan2 kalau sedang istirahat bareng.. ngobrol selalu berdua… curhat bareng… pokoknya kita terpisah hanya saat pulang sekolah.
Teman2ku pada iri liat keakraban kami berdua…

Suatu hari, idea cemerlangku datang lagi…
” Noy, kita pura pura musuhan yuk” usulanku mulai diikrarkan
” Ayoo, pengen tahu yaa kalau kita enggak ngomong alias musuhan, rasanya kayak apa ” ternyata gayung bersambut.
Kitapun menghitung .. satu..dua..tiiiiiiga…….. aku dan dia mulai gerakan tutup mulut….

Hari itu benar benar tidak ada pembicaraan dengan dia. Jajan sendiri sendiri.. jalan jalan istirahat sendiri sendiri.. ngobrol dengan orang lain… tidak ada curhat curhatan…. pokoknya gerakan tutup mulut hari itu sukses besar……
Besoknya gerakan inipun dilanjutkan…. kita berdua pengen tahu sampai berapa lama kita bisa musuhan… Hari inipun sukses besar…tidak ada sepatah katapun keluar dari kita berdua…..
Hari esoknya masih seperti itu… esoknya masih juga… esoknya masih juga…. looooh kok jadi beneran musuh ? Akupun bingung, mencari cara untuk mengakhirinya. Aku sering mencuri pandang untuk melihat dia dan mengharapkan dia menengok dan ngajak udahan pura pura musuhnya, tapi dia kayaknya tenang tenang aja…. sialan sekali…

Hingga suatu pagi… ketika aku masuk kelas, aku liat dia telungkup dibangku, terdengar isak tangisnya mengharukan…. aku bingung… mau nanya…takut dia enggak mau ngomong… jadinya aku cuma diem aja disebelahnya…… tiba tiba dia memeluk aku…. nangisnya bertambah kenceng…. ” Musuhannya jangan diterusin yaa, aku enggak tahan, rasanya mau mati aja “, dia memohon sepenuh hati…. Aku gak bisa jawab kecuali ikutan nangis…. Hik hik hik hik……..

* * *

Kesiangan

Siang itu aku sangat merasa lelah. Ujian Sekolah baru saja dimulai. Tiba saatnya pulang, mataku sudah nyaris 5 watt. Dengan penuh ketabahan, aku genjot terus sepeda kesayanganku agar dia cepet cepet bawa aku pulang kerumah… Mataku sudah tidak bisa dibawa kompromi lagi.. pokoknya harus segera ditutup karena kelopaknya sudah digantungi batu 5 kg… berat banget…….

Tiba2 aku terloncat dari tempat tidurku, terbangun mendadak dengan rasa kaget luar biasa. ” Waduk kesiangan nih “….. Segera aku ambil anduk dan lari kekamar mandi. Diluar sudah terlihat mulai terang…

Selesai mandi aku buru2 pake baju seragam dan pakai sepatu… AKu segera lari dan pamit sama ibuku… Beliau terlihat tidak seperti biasanya, kali ini tidak bilang ” Hati2 yaa semoga kamu bisa mengerjakan soal ujiannya “… Yang aku liat matanya memandang aku dengan rasa takjub..keheranan..” Memangnya sore ini ada ujian ?” ….. Hehe malu tuh !!!

* * *

Rok dalem itu namanya KenKen

Kenken adalah rok dalem wanita yang digunakan untuk membuat rok bawah melebar dan berangguk angguk kalau dipake jalan… Rasanya jadi orang paling cantik dan gaya kalau sedang jalan roknya terayun2 seperti mengangguk ngangguk..

Sayangnya aku belum punya kenken itu, jadi pekerjaanku hanya berkhayal dan memendam kuat keinginan untuk mempunyainya. Keinginan untuk mempunyai kenken ini semakin meluap, ketika saudara sepupuku dikirim kenken oleh kakaknya dari Amerika. Kenkennya cantik sekali, terbuat dari kain tyle, agak keras dan berempel, warnanya putih cantik dan diberi renda indah pada sekeliling bawahnya. Rasanya aku kepengen merebut dan memakainya langsung.

Khayalan mempunyai kenken ini terus menggodaku setiap hari. Rupanya ibuku memperhatikan karena tiba tiba beliau mengajak aku ke pasar baru dan membeli kain belacu cukup banyak. Dengan rasa penasaran aku tanyakan untuk apa belacu sebanyak itu. Diluar dugaan, jawabannya sangat mengejutkan sekaligus menggembirakan… bayangkan kain belacu itu akan dibuat kenken untuk aku dan kakakku…

Rasanya tak sabar menunggu kenken itu jadi.. Untuk aku dibuatkan kenken hanya sepotong yaitu rok bawahnya aja, tetapi untuk kakakku dibuat terusan… Setelah selesai, akupun mencobanya… yaaaaa kurang keras, jadi rok luar tidak begitu mengembang. Begitu juga kakakku ternyata mempunyai perasaan yang sama dengan aku…

Besok paginya, kakakku punya idea untuk memakai kanji ( sejenis tepung tapioca ) yang sering digunakan ibuku untuk membuat kain menjadi agak keras dan sedikit kaku.  Wah ide yang bagus neeh.. dengan semangat aku pergi kewarung dan membeli kanji dengan jumlah sesuai berdasarkan perhitungan kakakku.. Tanpa menunggu lebih lama lagi, kita berdua sibuk membuat kanji dan merendam kenken didalamnya.. Pokoknya, kata kakakku harus sekental mungkin.. Kakakku bilang kalau dia harus duluan merendamnya, sisanya baru aku. Sebagai adik yang selalu menurut pada kakaknya, akupun setuju saja. Karena aku memakai sisa kanji kakakku, terpaksa kanji itu aku tambah air lagi karena rok kenken ku tidak terendam semua.

Akhirnya proses perendamanpun selesai. Aku segera memerasnya agar sebagian kanji yang menempel bisa terbuang. Ternyata kata kakakku jangan diperas, biarkan saja kanji kanji itu tetap menempel jadi nantinya kenken kita akan menjadi keras, dan akan terlihat lebih indah kalau dipakai. Dengan rasa menyesal aku terpaksa tidak bisa mengikuti saran kakakku, kenken ku sudah terlanjur diperas.

Diperlukan waktu satu hari satu malam untuk mengeringkannya.. Esok haripun tiba, dengan penuh rasa cemas dan harapan tinggi, aku dan kakakku segera lari ketempat kita mengeringkan ken ken…… Haaah ????? kenken kami memang mengering sempurna, tetapi yaa ampuuuuuun, jadinya keras banget dan saking kerasnya dua duanya bisa berdiri, apalagi punya kakakku sudah benar benar kaya kertas yang super kaku…. kita berduapun terjatuh lemasssss…. buyar semua lamunan dan harapan……..

* * *

Bersaing tanpa bersaing…

Kalau aku lihat kelompok itu, aku suka minder sendiri. Bagaimana enggak minder, mereka cantik2, beken, banyak yang senang, pake baju selalu up to date.. sedang aku.. kurus, hitam, bajuku sering kali hasil celupan biar selalu kelihatan baru.. walaupun kain yang bercorak kelihatan banget kalau baju itu dicelup.. tapi ku tak peduli…

Setiap pagi, sebelum bel masuk berbunyi, kelompok itu selalu nangkring dipagar sekolah, memandang kearah jalan. Semula aku tak mengerti apa tujuannya…

Setelah aku denger gosip kiri kanan, ternyata mereka menunggu seorang siswa SMA deket sekolahku lewat. Kata temanku orangnya emang keren banget. Aku pun cuek aja, percuma aku ikutan nangkring dipagar, kalau yang biasa nangkring orangnya jauh lebih keren dari aku. Boro2 lah dia mau merhatiin. Tapi diem2 aku ingin tahu juga seperti apakah orang yang dimaksud itu. Akhirnya aku mendapat kesempatan untuk melihatnya… Ooooow emang bener cakep.. katanya dia kelas 2.. yah mendinglah daripada kelas 3, bagiku kelas 3 SMA sudah terlalu  tua untuk dijadikan kecengan.

Sejak aku tahu orangnya, ketidak pedulianku senakin besar.. bukan apa2.. minder boo.. Siapa sih yang enggak seneng liat barang bagus ?!!!

Hingga satu waktu datanglah kejadian yang sangat tidak terduga.

Pagi itu, seperti biasanya aku genjot sepedaku dengan tenang. Oops, lampu merah.. rem kutarik dan aku turun dari sadel utk berhenti.. Pandanganku lurus tepat ke lampu stopan. Tanpa kusadari, aku menoleh kesebelah kanan… Alaaaaa maaaak si cakep pafourite cewe2 cantik itu ada disebelahku,, dan tanpa berkedip dia memandangku yang kemudian disusul dengan senyumannya yang muuuaaaaaniiiiiss bangettt.. Kayaknya kalau dadaku enggak berdegup kencang aku bukan  orang normal deh.. wuihh rasanya jantungku mau copot, kekencangan bergetar..

Sejak itu, entah secara kebetulan atau kalau mau ge er sih dia yang sengaja ngatur waktu berangkat ke sekolah, kita jadi sering bertemu yang diteruskan dengan naik sepeda barengan. Sudah pasti kebersamaan ini menarik perhatian para penggemarnya. Orang yang sangat tidak diperhitungkan didalam persaingan menarik perhatiannya, tiba2 jadi sering terlihat bersama, dan dia sama sekali tidak pernah memperhatikan para penggemar yang selalu menanti dengan segala gaya. Lambaian tangan dan senyum manis selalu diberikan kepadaku ketika kami berpisah dan tempatnya sangat dekat dengan para cantik2 itu berdiri. Aku sama sekali tidak merasa menang, karena aku pikir hanya sebuah kebetulan saja.

Pagi itu, seperti biasanya, aku berhenti lagi distopan, dan dia menyusul beberapa detik kemudian. Dia mengulurkan tangannya dan memberikan sesuatu kepadaku… Surat !!!

Tanganku gemetar, tepatnya seluruh badanku gemetar, padahal surat itu mungkin bukan untukku, atau mungkin surat itu memaki aku karena aku sudah sangat ke ge eran.. berbagai pikiran antara senang dan was was silih berganti, hingga tanpa terasa tiba ditempat kita harus berpisah. Rasanya tak sabar hati ini ingin segera membuka suratnya. Setelah memarkir sepeda, tanpa menengok kiri kanan, aku langsung masuk kekelas dan segera duduk dibangkuku. Dengan jantung yang semakin berdetak aku baca alamatnya…. heiiiii ternyata surat itu nenar untuk aku.. kubaca sekali lagi, namaku masih tetap tertera disitu, aku baca lagi,, masih tetap namaku yang tertulis indah dialamatnya.

Bel masuk berbunyi, artinya aku harus menyimpan rasa penasaran dan keinginan segera membaca surat itu sampai akhir pelajaran ketiga, itupun kalau kelas sepi dan aku boleh berada didalam kelas. Biasanya setiap istirahat, tidak diijinkan satu orangpun berada didalam kelas. Hmmmmh artinya aku harus menunda rasa penasaranku sampai akhir pelajaran hari ini, sesudah itu masih harus bersabar dengan perjalanan pulang.. Ah lamanya..

Pelajaran hari itu, rasanya seperti tidak ada apa2nya, karena satu katapun tidak ada yang masuk kedalam otakku yang sudah dipenuhi dengan tanda tanya.. “ Apaaa ya isi suratnya? Pernyataan cintakah ? atau rasa sebel dan benci..??

Akhirnyaaa penantian bunyi lonceng tanda pulang berakhir.. suara lonceng kali ini terdengar sangat merdu berpadu dengan gemuruhnya suara didalam dada ini. Segera aku lari ketempat sepeda, tanpa berhaha hihi dan senyum sana senyum sini, aku kabur pulang…..

Rasa penasaran yang memburu didadaku membuat aku serasa melayang pulang. Langsung masuk kamar, tanganku gemetar sekali sampai2 tulisan itu serasa bergelombang dan bergetar dan tak bisa kubaca.. Fuuiiih, tenang, tenanglah hati ini..

Kata demi kata aku telusuri… oooh rasanya aku mau pingsan.. Dia menyenangiku dan ingin datang kerumahku malam minggu ini… aduh maaaak…. senangnya hati ini…

Siapa nyana sihitam kurus ini memenangkan persaingan tanpa harus bersaing..

Sejak itu dia sangat rajin datang kerumahku.. hingga dia lulus dan akan meneruskan sekolah ke Jogja….dan selama disana dia sangat rajin menulis surat, mengabarkan keadaannya.

Tiba2 kenapa? Penyakit aneh datang, aku tidak ingin bertemu lagi dengan dia. Puncaknya, ketika dia mengatakan akan datang kerumah dan merasa sudah sangat kangen, sama sekali aku tak suka.

Penyakit aneh bertambah hebat dan sangat kejam… dia datang… aku tidurrrr….

Dan cerita akhir dari hubunganku dengan dia, dia mundur dengan perasaan hancur dan sedih ( kata kakakku dia menangis tidak mengerti pada kelakuanku) dengan tanda tanya yang tidak pernah bisa terjawab.. Apa Salahku ???

Bertahun atau malah mungkin lebih dari duapuluh tahun tidak bertemu, kami bertemu tanpa sengaja disebuah tempat bermain anak2. Dia dengan anak dan istrinya begitu juga aku.. Istrinya.. maaaniiiiiis sekali.. hehehe minder juga liatnya.

Tapi kata adiknya, yang kebetulan sama2 staff pengajar dikampusku, rasa cintanya kepadaku tidak pernah hilang.. Haaaah????

Pada saat cerita ini ditulis, kira2 4 th yang lalu, dia pergi menghadap Tuhan YME, tentu saja bukan karena patah hati olehku, tetapi serangan jantung yang tiba2.

Maafkan aku, kalau telah menyakitimu tanpa alasan….

* * *

MASA  SMA  YANG MENYENANGKAN

Masa SMA, katanya, masa yang paling indah dalam hidup ini.. itu kata orang2 yang telah lama meninggalkan bangku SMA.

Hasil ujian SMP lumayanlah. Enggak jelek2 amat. Daftar di semua SMA negeri di kota Bandung, semuanya keterima. Dengan sombongnya aku memilih SMA Negeri III. Pertimbangannya, sekolahnya siang dan termasuk sekolah yang cukup ngetop.

Kelas II aku pindah ke Jakarta mengikuti kepindahan orang tua.

Dimasa SMA ini, pengalamanku, selain pengalaman yang menyebalkan juga  didominasi oleh perasaan2 aneh yang muncul ketika mulai terlibat rasa cinta, tapi mungkin itu yang disebut cinta monyet. Hilang cintanya yang tinggal hanya monyetnya.

* * *

Jadi Ketua Kelas

Rupanya bakat kepemimpinanku sudah terlihat oleh wali kelasku. Tanpa ada poling dan Fit & Proper test, aku dipilih untuk menjadi ketua kelas.

Woouuuu.. bangganya hati ini karena terbayang dalam pikiranku, seluruh teman sekelasku akan jadi anak buahku.. alias aku akan dilayani bak seorang boss….

Hari pertama jadi ketua kelas, masih terasa senang dan bangga, hari berikutnya pun senang dan bangga masih memenuhi seluruh jiwa ragaku, sehingga tanpa terasa kalau berjalan seperti tidak menapakkan kaki… hehehe hantu kaleee..

Hingga suatu hari, guru Goneometri masuk kedalam kelas dengan gaya pongahnya. Guru ini memang terkenal paling galak dan sangat disiplin. Bayangkan, setiap pelajaran dia, kita harus membawa paling sedikit 5 buah pinsil berwarna, dan setiap mau mulai pelajaran ada acara rutin yaitu perintah2 :

“ Coba angkat penggaris yang 30 cm !”, perintahnya dengan nada menggelegar.

Dengan serentak, kami sebagai murid yang rajin dan penurut, mengangkat penggaris.

“ Coba sepasang segitiga angkat keatas,” perintahnya lagi

Seperti kerbau dicocok hidung, kamipun menurut.

“ Pinsil berwarna ..”, Buku tulis,”, Buku Cetak ,”… sampai beliau merasa cukup untuk memeriksa kelengkapan peralatannya.

Tidak terasa pemeriksaan ini memakan waktu 15 menit. Lumayanlah 15 menit berkurang dari jatah dia untuk mengajar. Karena kegalakannya, kami semua sangat ingin pelajarannya cepet2 selesai. Tapi pelajaran ini selalu diakhiri dengan hal yang menyebalkan, pekerjaan rumah satu bab dan hasilnya sebanyak 2 buku dan full color…     gila enggak ??

Tiba2…” Ketua kelasnya mana ?” dengan garangnya dia bertanya.

Dengan gaya sedikit menantang, tapi agak memelas, aku angkat tangan.

“ Sini kamu !” bentaknya.

Sialan, aku dibikin gemetar oleh guru satu ini, padahal aku kan ketua kelas, yang tidak boleh satu orangpun membuat aku gemeteran begini.

Kalau aku tidak berkelit, nyaris kupingku tertarik oleh tangannya. Akibatnya.. suaranya bertambah menggelegar.. “ Kamu ini bagaimana, sebagai ketua kelas tidak ada tanggung jawabnya sama sekali. Mana kapur berwarna, mana segitiga kayu, mana penggaris panjang ?” pertanyaannya bertubi tubi kayak senapan perang yang pelurunya berhamburan.

Tanpa menunggu perintah, aku lari keluar kelas menuju ruang guru. Setelah semua peralatan kudapat, bagai kilat aku lari lagi kekelas, Jarak yang cukup jauh tak kurasakan karena keinginan cepet2 sampai kekelas lebih mendominasi pikiranku.

Dengan nafas yang nyaris tak kuat lagi ditarik paru2, aku tiba dihadapan dia. Tapi apa yang aku dapat.. ini guru bukannya berterima kasih dengan perjuanganku yang sedemikian hebat, malahan dia memarahiku dengan kata2 yang menyakitkan, “ Dasar perempuan, ngambil begitu aja lama bener, memangnya ini ditempat pragawati jalan?” Huh sebal dan geram sudah menguasai otakku, tanpa kusadari semua peralatan aku lempar keatas meja dia, dan aku lari keluar kelas. Mau dikeluarin dari sekolah.. sabodolah…

Akhirnya aku merasakan perihnya menjadi ketua kelas.. cukup sekali ini sajjjjjjaaaaa..

Diluar dugaan, sejak kejadian itu, guru galak itu jadi sangat baik kepadaku, apalagi dia tahu kalau aku paling rajin bikin pekerjaan rumah..

Hehehe.. mungkin kalau ketemu guru galak, kita juga harus berani melawan tanpa takut akan dikeluarin…

Coba deh !!!!!

* * *

Jadi model

Entah apa yang membuat mata guru menggambarku kelilipan sehingga menunjuk aku untuk jadi model menggambar dan disuruh berdiri diatas meja besar didepan kelas.

Dengan arahan gaya dari sang guru, segenap energy didalam badanku aku kerahkan untuk memasang badan ini indah dipandang mata para penggambar dikelas.

Tiba2.. diluar ada keributan.. dan… kepala2 bermunculan dibalik jendela kelas..

Haaaa ??? ada apa sih ????

Sebagian anak tersenyum senyum kepadaku sambil bertepok tangan, sebagian lagi bergaya seperti gayaku, sebagian lagi memandangku dengan pandangan heran… entah takjub atau tak percaya sama matanya sendiri..

Ah ku tak peduli.. yang penting ini kaki dan tanganku udah pegel dan aku ingin segera selesai.. Ketika tangan kuturunkan.. seluruh kelas seperti kena setrum 1000 kva.. serentak .. “ Aduuuuuuh, kamu jangan bergerak dong,”

Huh emang enak jadi model… disuruh berdiri tanpa bergerak selama satu setengah jam sajjjaaaa….

Begitu selesai, aku protes abis2an sama guru ini… dengan enteng dan tersenyum manis.. “ Yaa sudah kamu enggak usah menggambar, nanti bapak kasih nilai 7….”.

Sialan nee guru, udah bikin pegel.. dibikin bodo gambar pula… tapi terus terang aja dihati ada senengnya juga..

* * *

Kerajinan apel..

Kelas satu SMA ini ternyata ditandai juga dengan mulainya rasa senang terhadap lawan jenis. Karena aku perempuan, sudah pasti lawan jenisku adalah laki2. Yaa iyalaaaah.. masa kucing !!?

Waktu itu.. pesta Tahun Baru dirumah calon istri kakak sepupuku.

Acara jadul, kalo malam tahun baru pasti ada dansanya…

Nah disinilah mulainya..

Calon istri kakak sepupuku ini punya adik.. sudah pasti lah seorang pria, kalo bukan sih ngapain juga diceritain..

Dia ngajak aku dansa, sesudah habis satu lagi, aku tetap dipegang.. maka teruslah kita kelagu berikutnya… tanpa terasa lagu terus2an berganti tapi aku masih tetap sama dia.

Hatipun mulai seperti ada semut merah.. merayap memenuhi seluruh ruang didalamnya dan mulai menggigit dindingnya.. tapi yang aneh kok enggak ngerasa sakit ya ? Malahan ada rasa nyaman dan senang dan bahagia sekali.

Semakin lama gigitan semut ini semakin hebat, membuat aku seperti meriang.. saking bahagianya… Oooooh ini mungkin yang disebut cinta…..

Hingga selesai pesta, kita tidak berganti pasangan…. Aaaaah bahagianya.

Sejak itu si dia, datang kerumahku sehari tiga kali.. persis seperti minum obat.. Pagi jam delapan sudah nongol.. kemudian pulang jam 10.. kemudian jam 11 kerumah lagi dengan alasan mau nganter aku sekolah.. n sore kesekolah jemput aku dan tetap dirumahku sampai kira2 jam 8 malam…

Rasanya aku menjadi wanita paling bahagia didunia ini, bak seorang putri yang disayang, diperhatikan dan dicintai seperti itu… Badanpun seraya melayang layang diudara…. Dia sangat2 baik, sangat2 perhatian dan sangat2 cinta.. ( barangkali siiih ).

Sampai satu saat perasaan aneh muncul dari dalam hatiku…. Kok aku enggak seneng diperhatikan, disayang dan dicintai seperti itu… Semakin lama perasaan ini berkembang menjadi bosan… berujung pada ketidak senangan kepadanya..  ingin menghindar, dan puncaknya sama sekali tidak mau ketemu….

Penyakit aneh itu muncul lagi…

Bertahun kemudian, kami bertemu lagi, dengan istrinya.. wah cantiknya. Diam2 aku merasa malu, berani2nya dulu meninggalkan dia, padahal wanita cantik ini begitu cinta padanya…huh siapa gue geetoo..?!

Tanpa kuduga.. ternyata dia masih sering menanyakan aku.. hingga dia pergi menghadap sang Illahi..

Maafkan aku……

* * *

Apa salahnya ngeluarin uang dari dompet

Kalau enggak salah, sejak aku SMP udah ngeceng dia. Rumahnya deket rumah nenekku. Sering bertemu dan saling sapa, waktu itu dia sedang deket sama temanku. Bagaimana enggak ngeceng, badannya tinggi, rambutnya sedikit keriting, bermuka lonjong, hidung mancung, bibir tipis dan putih pula..

Tapi kalau aku lihat kecermin, disana berdiri seorang perempuan, hitam, kurus, huh sama sekali enggak ada menariknya, Ya sudahlah, menyadari kondisi kecantikanku yang seperti itu, aku tidak memaksa dia untuk memperhatikanku.

Kelas II SMA, aku pindah ke Jakarta mengikuti kepindahan orang tua. Sekali kali aku ke Bandung, juga ikut orang tuaku.

Sebuah kejutan muncul, saat aku di Bandung, dia memberi salam padaku. Wah, gemetar juga badanku dengernya. Jaman itu kalau udah kirim salam, artinya orang itu senang pada kita.

Bayangkan orang yang pernah aku keceng tapi aku tak berani menggodanya, tiba2 mengirim salam.. wuuuiiih, bahagianya hati ini.

Kejutan kedua muncul, malamnya dia datang.. dan.. mengajak aku nonton esok hari. Duuh hati ini seperti mendapat sejuta cahaya kebahagiaan..

Waktu yang dinantipun tiba, aku pilih baju yang menurutku kalau kupakai akan membuat kelihatan cantik dan menarik.. kata orang itu juga.

Dia datang menjemput, dan pergilah kami berdua dengan naik beca.. lagi2 jaman dulu kendaraan pavorite adalah beca, karena kita bisa duduk berdekatan.. dag dig dug irama jantung terdengar merdu sekali..

Antrian karcis bioskop cukup panjang. Terlihat sabar sekali dia menunggu giliran. Lalu tibalah dia didepan loket.“ Dua pak “ katanya tenang. Kemudian dia mengambil dompet, mengeluarkan uang dan memberikannya kepenjual ticket.. Masya Allaaaaah, ada apa dengan aku ini….. melihat dia melakukan hal tadi, tiba2 muncul rasa tidak senang yang dalam waktu singkat berkembang kearah yang lebih parah. Aku jadi tidak senang padanya. Hilang ketampanannya dari mataku… seolah olah mataku gelap oleh adegan proses pembayaran ticket tadi. Apa sih yang salah ??

Aku enggak mengerti… hanya gara2 proses tadi, perasaanku bisa berubah 180 derajat. Benar2 mengherankan.

Film pun jadi tidak menarik, aku ingin cepet pulang dan berpisah dengan dia.

Perasaan gila masih bisa aku tahan, hingga dia pulang.

Sejak itu, bayangan ketampanan berubah jadi sesuatuyang sama sekali tidak menarik, dan aku berniat untuk tidak ketemu dia lagi.

Pulang ke Jakarta agak menenangkan hatiku, karena pasti dia tidak akan datang kerumahku. Tenaaaang..

Seminggu kemudian, aku terima surat dari dia, dengan segala cintanya dia menumpahkan kerinduannya kedalam tulisan. Dia meminta fotoku untuk obat kangen katanya.

Bagaimana bisa aku kirim foto keorang yang aku tidak suka. Aku diamkan saja.

Setelah tiga kali dia memohon, akhirnya aku kirim juga fotoku… tapi aku beri tambahan dengan kaca mata hitam dan jenggot sepanjang daguku, tak lupa juga cambangnya.

Sejak itu dia tidak pernah lagi mengirim surat apalagi mengajakku nonton.

Hehhh lega rasanya….

Semua saudaraku tidak ada yang bisa mengerti akan kelakuanku ini. Ah jangankan mereka, aku sendiri juga enggak ngerti.. Apa yang salah sih ? Memangnya orang enggak boleh bayar ticket, memangnya orang gak boleh ngambil uang dari dompet??!

* * *

The First Kiss = The First Love ?

We never forget our first love.. itu kata banyak orang.. tapi bagiku I’ll never forget my first kiss…

Masa pergantian dari orde lama ke orde baru, membuat seluruh siswa dan mahasiswa se Indonesia merasa berkewajiban untuk turut berjuang. Tak ketinggalan diwilayah rumahku dan aku sendiri berjuang tidak tanggung2, dengan seijin bapaku, rumahku atau tepatnya pavilion tempat aku dan kakakku tidur dan berkegiatan yang lain harus rela dijadikan markas.

Aku sendiri tidak mempunyai jabatan penting selain penyedia makanan dikala para pejuang yunior ini kelaparan. Dimataku mereka2 yang punya jabatan, gaya banget deh. Bayangkan, kalau pergi kemanapun selalu memakai ikat kepala pertanda bahwa mereka itu benar2 pejuang.

Entah kapan mulai hadirnya seorang pria muda, nyaris seumur denganku, hadir ditengah tengah para pejuang ini dengan tugas yang tidak jelas.

Entah bagaimana pula prosesnya, aku dan dia menjadi saling tertarik,

Seiring dengan kegiatan perjuangan, hubunganpun menjadi bertambah dekat, dan seperti ada kilat menyambar otakku, ketika dia menciumku.. dan itulah ciuman pertamaku…

Sejak ciuman pertama itu, setiap kali bertemu tentu saja selalu mencari kesempatan untuk mengulanginya..

Dia bukan orang Jakarta. Setelah membina hubungan selama kurang lebih 2 minggu, dia akan pulang dulu kekotanya dan katanya enggak lama hanya kira2 2 minggu.

Okay.. akupun tidak keberatan, silahkan saja, wong disana itu ibu bapaknya, masa aku ngelarang.. siapa guee geetoo..

Selama dia pergi, mulailah terjadi cerita kebodohan dan ketololanku..

Aku dipanggil oleh salah seorang wanita pejuang dimarkas.. “ Hey kamu harus hati2 sama laki2, biasanya kalau sudah bisa mencium dia akan kabur mencari korban lain,” begitu nasehatnya.

“ Ah masa ? “ aku kaget bercampur takut..

“ Tanya aja keorang lain yang pernah merasakannya,” dia berusaha menambah keyakinanku.

Ketika aku bertanya dengan wanita pejuang lain, dia meng iyakan, malahan menambahkan kata2 yang bikin aku ketakutan setengah mati , “ Kalau terlalu sering berciuman, kamu bisa hamil !”… Haaaaahhh???!!!

Sejak pembicaraan itu aku selalu diliputi ketakutan yang luar biasa. Gak kebayang kalau aku hamil.. iiiih ngeri sekali.. padahal aku masih ingin sekolah dan menggapai cita2 jadi arsitek.

Kata2 mutiara itu selalu terngiang ngiang ditelingaku, membuat aku bertambah takut dan sangat sangat berniat untuk tidak berciuman lagi.

Ketakutan ini ditambah dengan munculnya jerawat dipipiku, banyak pula.. mungkin ini salah satu tanda akibat berciuman.. ditambah lagi aku sangat takut ditinggalkan begitu saja, kebayang sakitnya seperti apa.. Huuh rasa takut sudah berhasil menguasai seluruh otakku..

Akupun berikrar untuk tidak mau berciuman lagi dan akan aku hindari pertemuan selanjutnya dengan dia.. Titik! dan itu sudah menjadi sebuah keputusan yang tidak bisa diganggu gugat lagi.. mutlak harus dilaksanakan.

Perasaan ingin menunggu kembalinya sidia, secara pelan berubah menjadi rasa takut yang makin lama menjadi ketakutan yang hebat. Puncaknya.. penolakan berupa penghindaran ketemu disaat dia datang kerumahku lagi.

Gemetar badanku begitu kakakku memberitahukan dia datang, badanku lemas, rasa meriang melanda sekujur tubuhku.. aku tidak kuasa bangun…

Akhirnya dengan berat hati kakakku menyampaikan sesuatu kepadanya dan kata kakakku dia kelihatan sangat terpukul.. Dari kamar, dalam tangisku aku berbisik ,” Maafkan aku sayang, aku takuuuutttt.”

Setelah kejadian itu, dia masih berusaha menemuiku dan aku selalu menghindar.. dia menelpon, aku tidak pernah terima.

Hari2 berikutnya aku sering bepergian dengan teman deket rumahku, kebetulan nama awalnya seperti anak laki2, maka jadilah alasan agar dia tidak datang lagi kerumahku.. Dan memang dia mengira kalau temanku itu adalah seorang laki2…akhirnya dia tidak pernah datang lagi kerumahku..

Hmmm tenanglah hidupku sekarang, terhindar dari ketakutan yang begitu besar, walaupun kerinduan untuk bertemu selalu datang menggodaku.

Aku diterima di ITB dijurusan yang aku inginkan dan seiring dengan waktu dan kesibukanku berita tentang diapun menghilang, tetapi dia tidak pernah hilang dari pikiranku… ternyata first kiss itu sama dengan first love juga….

* * *

… Eeeeh si Bapa ….

Entah dari mana datangnya penyakit itu. 2 jam pertama, pelajaran Kimia Sistematik kayaknya kok maleeees banget…. Seijin Babeh.. ( beliau memang baiiiik deh ) aku boleh bolos untuk 2 jam itu. Senang nyaaa….

Menjelang jam ketiga, akupun bersiap pergi…

Dengan langkah pasti aku berangkat ke sekolah. Halaman sekolah terlihat sepiii. Pasti mereka sedang siap2 mau istirahat.. Heee, itu ada teman sekelasku ada diluar kelas. Pasti Pak Guru Kimia itu udah keluar. Mengerahkan seluruh tenaga luar maupun dalam.. aku berlari sekencangnya masuk kedalam kelas…. Looh, kok temanku pada bengong semua.. Sementara aku masih terbengong.. terdengar suara merdu disebelahku..” Kamu mau kemana ?”. Pertanyaan singkat, sederhana dan .. cukup bikin merah muka sampai berdarah darah. “ Eeeeh si Bapa….” Hanya itu yang mampu aku keluarkan dari mulut ini…

Sejak itu kalau aku bolos lagi.. masuk kelas mengendap endap dengan harapan tidak tertangkap basah lagi..

* * *

Ah untung aja

Masa SMA, terutama kelas dua adalah masa dimana dunia sangat indah dan tidak pernah terpikirkan adanya sesuatu yang buruk akan terjadi. Disaat itu, sebagai siswa wanita, sudah barang tentu mempunyai banyak teman, kenalan dan orang2 yang ingin kenal.. geer neeh.

Seperti biasanya, pulang sekolah jalan kaki karena rumahku tidak begitu jauh. SElagi asyik ngobrol dengan teman2 seperjalanan, tiba2 sebuah mobil Hardtop warana hijau berhenti persis disebelahku.. Kudengar namaku dipanggil, aku menengok kearah suara, ternyata salah satu penumpangnya memanggil aku. Aku serasa sudah mengenalnya dengan baik, maka kujawablah panggilannya dengan Haaiiii…

“ Kamu mau dianterin pulang,” tanyanya ramah.

“Mau,” serta merta aku memberikan respond toh teman ini, jadi aku enggak merasa risi sama sekali.

Mobilpun berhenti dan dia membuka pintu mobil untukku.

Ketika aku sudah berada didalam… Astagaaaaaaa, ternyata isinya ada 4 orang.. dan yang lebih mengagetkan lagi… satupun tidak ada yang aku kenal.. jadi tadi aku salah liat…

Keringat dingin mulai terasa ngalir dibadanku, debaran jantung menjadi ribuan kai lebih cepat… takut.. takuuuuut sekali .. Aduh gimana ini, bagaimana kalau aku dibawa kabur…. Tuhan tolong aku.. maafkan aku tadi kurang cermat melihat orang..

….. Hmmmmh.. untung rumahku dekat dan ternyata mereka semuanya baik, hanya ingin kenalan dan tahu rumahku saja…Terima kasih Tuhan dan maafkan aku telah menyangka buruk terhadap mereka…

Aaah untung saja.. coba kalau..????!!!

* * *

Teman adikku

Aku anak kelima dan mempunyai adik banyak, 7 orang.. luar biasa kan ? Ada yang di SMP, di SD bahkan TK dan yang paling kecil masih gendongan.

Teman2 mereka sering bermain dirumah.  Bahkan ada teman adikku yang di SMP selalu main, mereka adik kakak dan dirumahku sudah seperti rumahnya sendiri, deket sekali hubungan kita. Mereka sudah seperti adik2ku sendiri. Yang kakaknya laki2 seusia adikku yang nomor 7, jadi selang satu adik.

Usianya terpaut lima tahun dengan usiaku, so pasti lebih muda dong, adiknya perempuan lebih muda 2 tahun.

Kami sering pergi bersama sambil jalan kaki, dan seperti biasanya karena kedekatan kita sudah seperti saudara, maka aku tak ragu untuk memegang tangan dia sambil jalan…

Secara tak terduga, dia memperlihatkan tulisan2 dibuku tulis sekolahnya dengan namaku, dinding dikamarnya juga tertulis namaku, dikantong kantong bajunya juga tertulis namaku… haaah ?? aku kaget juga, tapi aku pikir ah dia kan anak kecil, mana mungkin ada tujuan lain atau penyebab lain dengan hobby menulis namaku dimana mana.. aku kelas 3 SMA dan dia kelas dua SMP.. tak mungkinlah terpikirkan rasa senang….

Waktupun berjalan, aku pindah lagi ke Bandung karena harus kuliah di ITB. Setiap bulan dia selalu menyempatkan diri datang ke Bandung. Dia teman adikku jadi aku pikir wajar2 aja.

Ada perasaan aneh juga sih muncul dibathinku, kenapa setiap kali ke Bandung, dia selalu mengajak aku nonton, bukan adikku. Bahkan pernah, sepulang dia jalan2 keluar negeri dengan orang tua dan adik2nya, dia belikan oleh2 untukku segala macam alat kecantikan dari merek yang mahal, sedang adikku tidak menerima satupun oleh2.

Akhirnya keanehan ini terbuka juga. Suatu saat ketika kita ngobrol seperti biasa, tiba2 dia mengalihkan pembicaraan.” Mau enggak kamu punya pacar yang usianya lebih muda 5 tahun”. Waaawwww… aku tidak berani mengartikan bahwa itu sebagai pernyataan senangnya dia kepadaku. “ Iiih enggak mau, nanti aku tua dia masih muda.. enggak ah, enggak mau dan enggak akan mungkin terjadi.

“ Kalau aku sih enggak masalah, punya pacar usianya 5 tahun lebih tua dari aku,” dia lebih menegaskan lagi prinsipnya.

“ Kalau aku sih tetap enggak bisa deh, takut nanti udah tuanya.” Aku lebih menegaskan prinsipku lagi.

Dia terdiam sebentar, tapi kemudian dia mengalihkan pembicaraan lagi. Suasana pun biasanya lagi..

Sejak itu dia jadi agak pendiam,, walaupun masih tetep datang sebulan sekali dan tetap mengajak aku nonton, tapi memang terasa dia agak diam.

Setelah aku menikah, dia jarang muncul lagi sampai akhirnya tidak pernah sama sekali.

Cerita adiknya tentang dia sangat membuat aku terpana, kaget dan tidak percaya.. ternyata sejak kelas 2 SMP itu dia sudah mengidolakan aku, dan itu sebabnya namaku ada dimana2, dibuku, dibaju, dikamar dan disetiap barang miliknya.

Terakhir dengar beritanya, dia menikah dengan orang yang banyak kemiripannya denganku.. Syukurlah, akhirnya dia menemukan orang yang tepat untuk menemani hidupnya

* * * * *

MAHASISWA  BOOOO……

ITB here I come !!!!!!..

Rasa tak percaya memenuhi pikiran dan hatiku. Aku bertanya lagi pada temanku yang aku minta pertolongannya untuk melihat pengumuman penerimaan mahasiswa baru di ITB.

Bagaimana mungkin aku bisa diterima. Sainganku begitu banyak. Bayangkan, dari gossip yang aku denger Jurusan Arsitektur  hanya akan menerima mahasiswa baru sebanyak 40 orang. Tidak mungkinlah rasanya aku termasuk didalamnya. Tapiii, berkali  kali temanku meyakinkan bahwa aku memang benar2 diterima…

Akhirnya aku putuskan untuk melihat sendiri karena khawatir temanku itu salah lihat nomorku. Ternyata memang ada nomorku terpampang diantara deretan nomor peserta ujian saringan masuk. Wah rasanya seperti melambung tinggi ke angkasa raya, bukan main senangnya……walaupun jauh didalam hati ini masih merasa ragu.. siapa tahu yang ngetik nomor itu salah.

Setelah aku menerima surat panggilan untuk pendaftaran barulah aku yakin 100%.

Proses pendaftaran selesai dengan baik tanpa ada sekecil apapun halangan.. Alhamdulillah…

Tahap berikut adalah tahap yang paling ditakuti oleh mahasiswa baru sebuah perguruan tinggi. Aku pernah menyaksikan acara ini ketika aku masih kelas 3 SMA. Waktu itu aku diajak temanku untuk melihat masa pra mahasiswa di UI. Wuuih, kasihan amat itu para mahasiswa baru. Bayangan acara ini sangat mengganggu perasaanku ketika dimulainya masa pra mahasiswa resmi dibuka.. Bunyi dag dig dug dengan frekwensi agak tinggi selalu memenuhi dadaku..

Sepertinya sudah tradisi jika mau jadi mahasiswa harus mengikuti Masa Prabakti Mahasiswa atau dengan nama bekennya MAPRAM. Tidak terkecuali aku..

Tuhan lindungi aku dari segala kekejaman para senior….

* * *

Mapram yang menegangkan

Masa prabakti mahasiswa tidak bisa kuhindari lagi. AKu sudah terjebak masuk kedalamnya. Hari2 selalu mendapat semprotan dan bentakan dari para senior yang kalau aku lihat seperti horor2 bergentayangan….

Sehari tiga kali kita harus apel yang dilanjutkan dengan acara2 istimewa yang sengaja direncanakan dengan amat apik untuk menyambut kita2 si mahasiswa baru.

Setiap apel selalu ada tugas yang harus diselesaikan dan diberikan pada waktu apel berikutnya yang kadang tidak masuk akal karena waktunya pun tidak ada.

Aaah para calon mahasiswa ternyata banyak yang kreatif. Jika harus mengumpulkan tulisan maka dimasukkanlah kertas kosong kedalam amplop dan ditutup rapat. Sudah barang tentu kalau ketahuan, ganjarannya hukumanlah. Daripada kita enggak tidur. Tidur adalah barang langka yang bisa dinikmati dengan tenang, jadi kapanpun ada kesempatan pastilah dimanfaatkan sebaik baiknya. Enggak masalah besoknya mau dihukum atau tidak…

* * *

Datang kepagian

Masih cerita sekitar mapram.

Selama mapram ini aku menginap dirumah kakak sepupuku di Jl. Dago, hanya lima menit jalan kaki ke kampus.

Saking takutnya telat apel pagi, aku bersama temanku yang kebetulan nginep dirumah yang sama memutuskan untuk pergi sepagi mungkin.

Jam masih menunjukkan jam 4.30 pagi, sedang apel pagi jam 6.00. Wah rasanya lega sekali ketika kita berangkat menjelang pukul 5.

Sampai dikampus, tempat apel masih sepi kosong melongpong, bakan tempat panitia masih gelap dan tertutup rapat.

Kami pun duduk dengan bahagianya karena rasa takut terlambat sudah jauh pergi entah kemana.. Tiba2 laksana halilintar disubuh hari.. “ Prami.. ngapain kamu pagi udah disini ? Mau ngambil hati senior yaa??? “ Senior tergalak berteriak dibelakang kami..  Alamaaaak, ternyata datang kepagian bukannya dipuji malahan diberi sarapan halilintar….

“ Rumah kami deket raka”, dengan gemetar aku menjawab sekenanya.

“ Dekat ?, dasar goblok tolol, kenapa kamu enggak manfaatkan waktu untuk tidur?” halilintar tambah menggelegar.. Uuuuuh takutnya.. Dalem hati aku nggrundel,”huh serba salah, kesiangan salah, kepagian lebih salah lagi, apa sih maunya ?”

Jumlah seniorpun bertambah mengelilingi dua orang prami yang gemeter ketakutan. Kami pun tambah tertunduk.. duk..duk.. Entah berapa orang yang siap melahap kami, yang jelas aku dan temanku tidak beranilah mengangkat wajah ini.

Akhirnya kamipun kena hukuman, membereskan hingga mengepel ruang tidur dan kerja panitia..

Sebel.. sebel.. sebeeeeeeeeeell…

* * *

Kue yang menggiurkan

Hari itu adalah hari pertama kami mengikuti acara mapram jurusan.

Laksana tawanan perang dunia ke dua, kami digiring menuju jurusan arsitektur dengan mata tertutup. Setiap saat kami selalu diberikan aba2, sudah barang tentu dalam bentuk teriakan histeris para senior , “ Heh..didepan kamu ada kali yang cukup lebar.. jadi lompaaaat.” Kamipun serentak melompat.. ah betapa tertutup otak cerdas ini mau aja ngikutin perintah tolol itu. Mana mungkin kan ada kali yang lebar didepan aku, bagaimana dengan depannya temanku yang berada dibelakang.. aaaaah saat itu memang otak cerdas sedang terkunci rapat2..

Tiba2 teriakan membahana lagi didekat kuping..”Awas sekarang kamu mau naik gunung, siapkan langkah.” .

“ Ya siap acungkan kaki untuk bersiap naik”.

“Huh siapa sih tu orang, enggak bisa ngomong pelan apa”, hanya mampu bathin yang bersuara.

Aku angkat kaki tinggi2, siap untuk mendaki.. duk.. aawwww.. aduk sakitnya tulang ini.. aku kejeduk tangga besi. Kurang ajar itu si rakanita.. bathinku lagi yang bicara.

Kami dibawa naik kelantai tiga. Masih dengan mata tertutup.

“ Heyyy, buka tutup mata kamu !” lagi2 membahana suara2 jelek butut itu.

Seperti kerbau yang dicocok hidungnya, secara bersamaan ( barangkali ) kami membuka tutup mata. Surpriseeee.. ternyata ada disebuah ruangan besar dengan lampu yang sangat terang benderang..

Tiba2 perlakuan para senior sangat manis. Sambutan begitu ramah dan membuat hati yang dari tadi deg2an campur kesal menjadi dingin bak disiram es batu sekarung.

Sambutan dari ketua jurusan Arsitektur sangat membuat kami bangga diterima disekolah ini, juga sambutan dari ketua panitia mapram membuat kami merasa akan diperlakukan lebih manusiawi.

Secara tidak sengaja mataku menangkap hidangan kue dengan warna yang sangat menarik. Duh kebayang lezatnya, apalagi perut memang sudah bernyanyi dari tadi. Tuhan terima kasih ternyata para senior itu sangat baik, akan menjamu kami dengan kue yang begitu cantik yang sudah pasti lezatnya bukan main.

Sambutan demi sambutan berlangsung dengan khidmat, tibalah acara yang ditunggu.. pembagian hidangan…

Kue indah itu dibagi, tetapi tidak boleh dimakan dulu, karena untuk sebuah kebersamaan kita harus menunggu para senior dan dosen yang hadir juga mendapatkan kuenya.

Akhirnya saat yang ditunggu tiba.. “ Ya sekarang kamu sekalian boleh membuka bungkus kue dan menikmatinya”, suara ketua panitia terdengar begitu merdu penuh kasih sayang. Tanpa menunggu aba2 kedua kali kami semua langsung melahap kue… Huuuuah!!!. Kue apa ini… rasanya pahit pahiiiiiiiiit banget… ternyatanya gulanya bratawali….. Kurang ajarrrrrrrrr !!!!!!…… tapi sekali lagi hanya mampu teriak dalam bathin….

* * *

Pakaianku

Aku tinggal dirumah kakak sepupuku yang belum menikah. Jadi dia mana tahu apa yang dibutuhkan oleh seorang anak perempuan udah gadis lagi. Alhasil baju mampramku nyaris tidak pernah berganti selama mapram.. sudah layaknya kain pel. Tapi aku tak peduli.. emang siapa yang mau merhatiin.

Ternyata dugaanku salah, aku malahan sangat sangat diperhatikan para senior terutam seniorita alias rakanita. Bajuku bolak balik dipelorotin karena begitu mudah untuk diperlakukan seperti itu, hanya pake karet dipinggang. Rupanya mereka seneng banget dengan pakaianku yang lusuh dan kotor dan yang penting gampang dipelorotin. Huh emangnya aku apaan.. sekali lagi hanya dalam bathin..

Lama2 mereka merasa juga kalau bajuku itu kotor banget dan mungkin juga bau banget…”Hey Prami, baju kamu kok enggak pernah ganti sih, udah kotor bau lagi,” tiba2 seorang rakanita menghardik.. Gemeter campur malu aku maju karena didorong harus segera maju.. “ Kenapa? kamu malas yaa”.

Ah aku tak bisa jawab, masa aku harus menerangkan :

bahwa aku anak kelima dari dua belas bersaudara,

bahwa aku baru satu satunya anak orang tuaku yang jadi mahasiswa dan menjalani mapram,

bahwa aku tinggal di Jakarta,

bahwa aku enggak bawa baju untuk mapram,

bahwa aku tinggal besama kakak sepupuku yang belum menikah,

bahwa aku tidak ingin merepotkan dia dengan minta dibelikan baju khusus untuk mapram,

bahwa aku tidak mungkin pinjam baju dia karena dia seorang laki2,

bahwa aku memang tidak sempat mencuci baju ini untuk kemudian kupakai lagi, bahwa aku sebel ditanya tanya teruuusssss..

terlalu panjang kan jawabannya.

Aku hanya diam, tidak keluar sepatah katapun yang sudah barang tentu memancng pesta teriakan dan bentakan lagi bagi para raka dan rakanita.. Aku hanya bisa mengusap dada itupun didalam bathin lagi… sabar.. sabar. sabar… sabaaaaaarrr Suuaaabuuaaaaaaaaaarrrrrr..

* * *

Malam Pembalasan.. aaah ternyata sangat berkesan

Malam terakhir mapram diadakan didaerah terbuka dipuncak bukit dengan pemandangan lepas kekota Bandung.

Diawal acara, para raka dan rakanita menghabiskan seluruh energinya untuk teriak2 dan membentak kami.. seperti orang kesetanan mereka menggunakan tali suara melebihi kapasitasnya. Alhasil suara mereka kaya kaleng rombeng sember butut pokonya nyebelin banget deh. Tapi kuping ini sudahkebal banget, tidak ada lagi rasa deg2an boro2 takut.. udah gak ada dikamus.

Setelah mereka betul2 keabisan suara dan nafas, suaranya melembut dan sangat merdu.. “ Kita harus adil terhadap kamu semua. Selama ini kamu yang selalu dibentak, dimarahin dan dikerjain, sekarang saya kasih waktu 5 menit untuk bales dendam”, suara ketua panitia terdengar merdu mendayu dayu membuat dendam kesumat ini naik dari kalbu kekepala.. Ciihuiiiiiiii, rasaian pembalasan gua…

Begitu peluit tanda pembalasan dimulai, sengan semangat empat lima, ku tak pandang bulu, setiap ketemu raka atau raka nita langsung aku bentak dan aku hukum sesuai dengan hukuman yang sering diberikan kepada kami. Wah asyik juga yaa.. dalam lima menit rasanya aku senang dan puas..

Waktu pembalasanpun usai sudah, kami disuruh berbaris sopan lagi. Interogasipun dimulai.. “Hey Prami kamu bales dendam tidak,” tanya ketua panitia kepada temanku. Dijawab dengan halus merdu,” ah saya tidak punya dendam, jadi saya tidak melakukan apa2.” Diluar dugaan sang ketua marah dan membentak dia,” bohong kamu, jangan pura2 atau jangan sok ngambil hati kami,” Hah??? Aku kaget juga melihat marahnya sang ketua ini.

Lalu tibalah giliranku,” Prami tadi kamu balas dendam tidak?” suaranya membahana keseantero pelosok bukit. “ Membalas raka”, suaraku pelan2 malu dan campur takut. “Berapa orang,” bentaknya lagi…. Lalu aku menghitung dengan jari, ” Cuma Sembilan orang raka,”.. sekarang gentian dia yang bilang Haaaah?? Cuma Sembilan orang ? Banyak benerrrr?? Ah ternyata aku yang paling banyak membalas dendam…

Acarapun ditutup dengan membakar semua atribut yang selama 10 hari selalu menjadi asessories dibadan kami. Lagu Auld lang Shine menggema dipadu dengan Go Diamus Igiturr.. Duuh ternyata sangat berkesan .. sampai sekarang pun kenangan itu tidak akan pernah hilang dari ingatan ini apalagi kalau mendengar kedua lagu dinyanyikan dikampus disaat acara penting.

Dan tahu enggak ? Ternyata para raka dan rakanita sangat senang dengan keahlianku memanfaatkan waktu lima menit mampu membalas ke sembilan orang raka dan rakanita, karena pada dasarnya acara mapram ini hanya permainan yang menyenangkan……. Cihuuuuuuuiiiiiiii….

* * *

Mahasiswa baru ni yeee…

Selesai mapram ternyata aku gak bisa berleha leha istirahat. Kuliahpun segera mulai.. ah senangnya jadi mahasiswa..

Ternyata angkatanku hanya 27 orang, artinya lebih sedikit dari temanku waktu SMA. Hubungan antar temanpun cepat sekali akrab. Jau dari perkiraanku, yang kata orang kalau mahasiswa itu satu angkatannya banyak sekali lebih banyak dari SMA, jadi kita tidak akan kenal satu sama lain kecuali yang deket2 aja.

Minggu2 pertama kuliah, aku sudah diserbu dengan berbagai macam tugas. Nyaris tidak ada waktu untuk main. Boro2 untuk main, untuk tidurpun harus nyolong2 disela sela membuat tugas. Aaah ternyata kuliah dijurusan Arsitektur nasibnya tidak seperti yang dibayangkan awalnya. Sepanjang waktu hanya kuliah dan tugas dan tugaaassss.

Ada hal berbeda yang aku alami. Waktu SMA setiap mata pelajaran ada gurunya sendiri2, jadi setiap ganti pelajaran gurupun ganti. Ketika kuliah, uuh bukan gurunya aja yang ganti tapi ruangannya juga ganti. Jadilah setiap mau ganti kuliah, kita berbondong bondong menuju ketempat untuk kuliah berikutnya.

Tapiiii, terus terang.. sangat menyenangkan…

Perlengkapan kuliahpun, seru pisaaan.. Sebuah taken hak .. penggaris gambar untuk standard atau dudukan segitiga dimeja gambar.. tidak pernah ketinggalan.. Duuh kalau lagi bawa itu rasanya gagah banget deh, ngarsitek sekali..

Selain taken hak, ada tempat gulungan gambar, diselempangin dipundak.. menambah wibawa arsitek.. belum lagi peralatan ditas.. rapido, watercolour, pinsil Staedller…dsb. Gagah.. gagah.. gagah banget deeeh….

Tapi kalau dilihat dari segi pekerjaan tugas.. aaaah sangat melas.. membuat hati miris.. Acara setiap hari, kuliah jam 7.00 kadang2 sepenuh hari.. yang bikin kasihan orang yang melihat adalah.. situasi malam hari.. tidak pernah lewat tanpa bikin tugas.. waktunya pun enggak kira2.. dari maghrib hingga subuh.. melek terus..tanpa bisa berkedip sedetikpun. enggak sampai gitu deng. masa ngedip aja gak bisa. maksudnya merem yang agak lama.. dan tak jarang makanpun lupa…. Nasib nasib..

Tapi sekali lagi…terus terang … sangat menyenangkan…

* * *

Ketiduran

Tugas kuliah tidka pernah berhenti sampai selesai ujian semester.

Ada satu mata pelajaran, namanya perencanaan dan perancengan yang merupakan core dari semua mata kuliah di Arsitektur. Tugasnya paling berat, walaupun hanya satu, tapi yang harus dibuatnya itu.. yaa ampun.. banyak banget, bisa mencapai puluhan lembar.

Pemasukan tugas tinggal2  hari ini, sudah hari keempat aku tidak tidur, paling cuma merem2 bebek. Masih banyak yang belum aku kerjakan, terpaksa menghitung menit, biar rasanya masih banyak.

Gambar yang sudah selesai atau separoh selesai aku taroh diatas tempat, dengan tujuan agar aku tidak tergoda untuk tidur. Kalau pake tidur, dijamin seluruh gambar yang diminta tidak akan selesai.

Kira pukul 3 pagi hari, mataku sudah berat banget,rasanya adabesi satu ton menggantung dikelopak mata ini. Aku putuskan untuk sedikit berbaring dengan posisi yang sangat tidak nyaman karena harus berada pada bagian pinggir temapt tidur dengan menggeser gambar sedikit. Posisi ini aku pilih agar aku tidak ketiduran, karena yang namanya ketiduran itu musuh paling berbahaya dikamus arsitektur disaat genting seperti ini.

Badanku ditekuk sedemikian rupa sehingga muat sesuai dengan lebarnya tempat tidur yang hanya 80cm, dan kutempatkan badan ini diujung tempat tidur, terpinggir pula.

Naah, begini cukuplah, bathinku memaksa untukmenerima keadaan. Mata sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, begitu kepala bersentuhan dengan bantal, mereka berdua langsung menutup tirai pembukanya… Ah rasanya sebentar sekali tidur ini, dan serasa tidak nyenyak karena tegang. Cahaya matahari masuk dari jendela kamarku… ya ampuuun ternyata sudah jam delapan pagi.. jadi aku ketiduran selama kira kira 5 jam..

Nyaris lompat dari tempat tidur saking kaget dan panick, bayangkan tugas gambarku masih banyak yang belum dibuat, padahal berdasarkan hitungan waktu, sedetikpun aku tidak boleh tertidur.

Tanpa mempertimbangkan apakah aku harus gosok gigi dulu, apa mandi dulu, apa sarapan dulu, kusambar langsung rapidoku dan kulanjutkan gambarku yang terhenti tadi malam. Pokoknya sejak saat ini aku tidak boleh mengalah sama mataku.. begitulah tekadku.

Dengan segenap tenaga dan perjuangan, akhirnya seluruh gambar selesai tepat waktu. Dengan langkah semangat tetapi agak gontai aku pergi kekampus, menyerahkan tugas.. dan… hoorrrrrreeeeee aku bebas…

Kebebasan itu hanya bisa kunikmati beberapa menit, karena didepanku sudah menghadang tugas lain yang harus selesai esok hari… Hmmmmm.. dasar nasib calon arsitek….

* * *

Potong Kompas

Potong kompas adalah salah satu mata pelajaran pendidikan Walawa alias Wajib Latihan Mahasiswa.. Kalau gak salah itulah nama panjang dari Walawa.. tapi gak penting lah, karena yang penting itu justru pelajaran2nya.

Kita dibagi dalam beberapa regu yang terdiri dari 10 orang. Kemudian dibagi peta dengan berbagai kode pada beberapa tempat dengan akhir tempat tujuan.

Kebetulan aku ditunjuk jadi ketua regu, jadi seluruh teman2 reguku akan sangat percaya dengan apa yang aku sampaikan kepada mereka.

Setelah aku periksa peta dan kupelajari dengan teliti, aku sampaikan pada teman2 reguku bahwa titik tujuan adalah Makam Pahlawan, karena sangat jelas tergambar dipeta, maka enggak mungkinlah salah.

Tanpa memperhatikan petunjuk lain dipeta, kamipun berangkat. Sesuai dengan arahanku sang ketua regu yang handal ini, dank arena aku sudah sangat paham dengan lokasi tempat tujuan, reguku menelusuri jalan dago, terus kebawah, belok kiri di jalan Surapati, teruuuuus, menelusuri jalan sepanjang Surapati yang tidak terkira panjangnya, sampai di pasar Surapati, masih teruuuus… hingga perapatan Jl. Pahlawan. Sesuai dengan petunjukkua seluruh anggota regu, berbelok kekiri, menelusuri jalan Pahlawan.. Alangkah gembiranya, ketika tugu makan pahlawan mulai memperlihatkan dirinya. Jalanpun dipercepat biar kita jadi regu no satu sampe, apalagi dibelakangku belum terlihat ada regu lain menyusul. Makan pahlawan semakin dekat, dan aku makin sering melihat kebelakang, sama sekali tidak ada tanda2 adanya regu lain dibelakang kita. “Aaaah lambat banget mereka yaa” aku sampaikan keherananku pada teman.

Makam Pahlawan semakin dekat.. tiba2 kami terperangah.. dari arah depan kami beriring regu2 lain yang sedari tadi aku cari2.. Kok mereka datang dari arah belakang Makam Pahlawan sedang reguku dari arah depan. Aku heran bercampur sangat heran juga..

Setelah kamu bergabung,…. ternyata kita salah jalan, serasa sudah hafal tempat tujuan, petunjuk2 lain tidak kuperhatikan, sedang regu lain semuanya memperhatikan setiaptanda yang ada dipeta…. Malu campur gelilah hati ini.. untung pelatihnya udah pada capek, jadi kami selamat dari hukuman….

* * *

Si Cakep

Aku lagi jalan terburu buru, takut terlambat masuk kelas, karena dosennya sangat disiplin.

Tiba2.. seseorang memanggilku pelan… waktu kutengok ternyata si Cakep di jurusanku.. Ah degdegan campur takut juga aku dibuatnya.

“ Kamu tahu enggak yang namanya Jumpi ?” tanpa basa basi dia langsung bertanya.

“ Hah Jumpi ? enggak tuh..” sial juga ni orang. Gak tahu aku lagi buru2, eh nanyain orang lain lagi.. Ih sebel deh

“ Yang itu yang namanya pake Jum Jum.” Lanjutnya lagi tanpa menghiraukan aku yang lagi buru2.. Nekat juga ni orang..

“ Kalau yang namanya Jum itu namaku.. atau tepatnya begitulah namaku dipanggil teman2ku.” Jawabku sekenanya, biar dia cepat berlalu..

“ Nah itu.. saya pake nama kamu waktu disain Logo Bank,” kali ini keterangannya cukup membuat kaget juga.

“ Hah?. Ooh.. gitu.. terus kenapa ?” suaraku terdengar sedikit sumbang karena penuh dengan keheranan.. apa sih maksudnya dia ini.

“ Saya menang,” lanjutnya lagi

“ Oo selamat dong,” akupun segera mau melanjutkan jalanku yang terburu buru tadi.

“ Eh sebentar dulu, jadi gimana ?” pertanyaannya membuat aku bertambah bingung, maunya apa sih ni orang.

“ Ya udah selamat aja,” jawabku sekenanya.

“ Aku ingin ngajak kamu nonton,” dengan tenang dia mengemukakan ajakannya.

Hah??? Dia, sicakep di jurusanku mau ngajak aku nonton? Mimpi kaleee..

“ Ooh iya.. ok.. tapi nanti aja yaa kalau tugas2 udah masuk,” jawabku agak gemetar.. mudah2an aja dia enggak tahu gimana berdebarnya jantungku ini.

“ Ok.. nanti kasih tahu aku yaa..” pintanya lagi

“ Ok.” Akupun cepat cepat kabur.. takut telat masuk.

Begitu aku masuk kelas… hah untung dosennya belum dateng.

Aku bercerita sama teman yang duduk bersebelahan denganku. “ Eh aku mau diajak nonton sama sicakep.”

Temanku ini hanya senyum2 aja, juga teman yang satunya lagi.. tapi aku tak begitu peduli dengan senyuman mereka.

Dia memang cakep, ganteng, badannya tinggi gagah. Karena dia Indo Belanda..

Setiap dia lewat, kemanapun, dimanapun selalu saja menarik perhatian para cewe2 dikampusku dan selalu berusaha untuk menarik perhatiannya. Sedang aku sendiri.. terus terang gak berani merhatiin dia apalagi untuk mencoba coba menarik perhatian dia. .. bukan apa2…minder boooo.

Jadi siapa yang enggak kaget, kalau tiba2 si cakep ini ngajak aku nonton..??!!

Untung kesibukan bikin tugas menyita perhatianku, waktu nontonpun tidak terlalu membebani pikiranku.

Akhirnya tugas beres semua, kitapun berjanji waktu untuk nonton.

Tak dinyana aku diajak nonton dibioskop paling mewah di kotaku.. LFM.. Lembaga Film Mahasiswa.. dengan tempat duduk bangku kuliah saja….

Yaaah enggak apa2lah diajak nonton sama dia aja udah seneng, jadi soal tempat?.. gak masalah….

Pujian pertama yang keluar dari mulut dia untukku.. huh sangat berkesan.. Pada tayangang iklan sebelum film dimulai, ada peringatan bahaya merokok, dan gambarnya adalah sebuah badan tengkorak.. pujianpun segera meluncur.. “ Itu kayak kamu,”..??????

Alaa maaak, pujiannya begitu memperlihatkan kekagumannya terhadap bodyku yang memang kalau diperhatiin enggak beda jauh dengan gambar itu… sialan..!!!

Selesai nonton dia langsung mengantarku pulang.. Sebelum pulang dia bertanya apakah besok boleh datang kerumahku.. Kaget campur seneng, akupun mengiyakan..

Sejak saat itu, dia menjadi sangat rajin datang kerumahku, bahkan menurutku sangat kerajinan. Kadang aku minta diajarin Mekanika Teknik, karena dia termasuk mahasiswa dengan keenceran otak masuk kategori mendekati sangat encerrrr..

Bahkan pernah sekali waktu, lagi ujian, dia membuatkan jawaban dan dititipkan pada pengawas ujian.. gila enggak?.. Hasilnya ????… aku enggak lulus… soal yang dia buat salah baca…

Aaah.. lagi2 penyakit aneh itu datang lagi…. Rasa tak nyaman mulai menggerogotiku lagi.. perasaan berbunga secara perlahan bunganya rontok satu persatu.. dan akhirnya rontok semua, ketika aku melihat dia duduk didepanku dengan kaos kaki melorot dan ujung celana panjangnya naik.. Pemandangan ini yang meniup daun2 bunga dihatiku habis semua, tinggal kelopak gundul.

Aku jadi tidak tenang kalau dengar dia mau dateng kerumahku. Aku jadi enggak nyaman kalau denger dia mau nganter aku kemanapun… Kenapa sih aku ini ???

Suatu saat.. aku sedang berjalan bersama teman2ku sambil asyik membicarakan film Madame X, katanya bagus banget. “ Kita nonton yuuk” ajakku pada mereka. Belum sempat mereka jawab, tiba2 ada suara disebelahku ,” Kamu mau nonton ?”.. ah si Cakep sudah ada disebelahku dan dengan mata berbinar dia bertanya padaku. Dengan agak tergelegap aku bilang, “ Iya!”. “ Nanti aku jemput kamu.,” jawabnya singkat lalu terus pergi duluan. Matttilah gua…!!!! Dia mau ngajak aku nonton dan mau jemput kerumah ??.. Aduuh gimana ini.. tadi itu kan belum sempat aku jawab, dia udah ngeloyor pergi… Huh bingung.. Aku gak mau nonton bareng dia….

Sampai rumah otakku berputar… pokoknya jangan sampai sore ini aku harus pergi nonton bareng dia…. Tiba2.. Ahaaaaa !!! Segera aku pamit pada nenekku. Aku mau ke rumah teman SMA ku.. Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung pergi, takut si Cakep keburu dateng.. Hah lega rasanya, seperti baru lepas dari sebuah perburuan. Sorenya kita berdua nonton film itu…. Dan astagaaa.. dijalan kulihat si Cakep sedang jalan dengan gagahnya, aku cuma dadah dadah aja… diapun bengong.. tapi aku keburu lewat jauh…

Pulang nonton, aku punya filling kalau dia mau dateng kerumahku. Untuk menghindarinya aku tidur dirumah temanku. Malam itu keadaan aman..

Aku pulang sengaja pagi sekali karena aku akan segera pergi lagi sebelum si Cakep datang.. Nenekku bilang, tadi malam dia datang dan sangat kecewa karena aku enggak ada.

Entah fillingku kuat atau kebeneran, “ Dia pasti datang lagi pagi ini”.

Astagaaaa.. pas aku mau pergi .. dia muncul dengan tiba2… Buruan ketangkep deh.. enggak bisa menghindar lagi…

Terjadilah pembicaraan yang sangat penting dan sangat berkesan..

“ Kamu kemana tadi malam” pertanyaan pertama mulai dia lontarkan.

“ Aku tidur dirumah temanku,” jawaban pertamaku mulai terlontar pula.

“ Kan aku udah bilang akan jemput kamu nonton” pertanyaan berikutnya.

“ Abis kamu enggak kasih tahu jam berapanya,” heiith aku mulai berkilah.

“ Yah udah kalau gitu nanti malam aja kita nontonnya,” ajakan yang mematikan mulai dia lontarkan lagi..

Mattiii gua… harus cari alasan apa yaa.. jangan sampe deh aku harus pergi bareng dia.

Aah..!!  Lampupun menyala diotakku… sandiwarapun dimulai…

“ Aku enggak bisa ..!”

“ Kenapa ?.. Kalau mau ajak teman kamu itu..

“ Yang kemaren aku gonceng itu adik pacarku,” sandiwarapun dimulai.

Diluar dugaan, dia kelihatan sangat kaget, “ Kenapa kamu enggak bilang kalau kamuudah punya pacar ?”

Tak kalah kaget tapi dengan kecerdikan kancilku , “ Aduuh emangnya aku harus kasih tahu kamu kalau aku udah punya pacar ?”.

“ Kamu udah harus tahu dong, kalau saya pake nama kamu untuk sayembara Logo Bank itu karena saya seneng sama kamu. Aku ajak nonton kamu itu karena aku juga seneng sama kamu.” Dia mulai melancarkan serangannya.

“ Looh, aku pikir kamu hanya kebetulan aja pake namaku dan nonton itu hanya bagian dari terima kasih kamu sama aku,” dengan sigap aku berkomentar.

“ Aku pikir kamu juga seneng sama aku, karena kamu mau aku ajak nonton, kamu juga minta diajarin Mekanika Teknik. Jadi itu artinya apa buat kamu ?” dia mulai mengungkit jasanya.

Mati aku, harus jawab apa yaa ?.

Tiiing.. lampu otakpun menyala agi,” Aku gak bisa ge er gitu, gak berani malah, takut aku kecewa dan malu sendiri,”

“Ok sekarang aku mau bilang sama kamu”, diapun mulai cerita :

Ketika liat kamu pertama kali, setahun setengah yang lalu, tepatnya ketika kamu baru masuk, aku sudah mulai tertarik tetapi enggak berani mendekati.

Aku merasa bahwa cewe2 dikampus selalu memperhatikan aku, tetapi aku melihat kamu kok cuek aja sehingga membuat aku tambah suka dan penasaran.

Beberapa kali ingin mengajak kamu pergi dan nonton, selalu batal karena takut ditolak.

Bertambah lama perasaan aku terhadap kamu bertambah dalam, mungkin ini yang namanya cinta karena seringkali jantung aku bertambah kencang 800 kali kalau aku bertemu kamu.

Sering juga kalau aku lagi enggak ada idea, karena inget kamu, tiba2 idea itu muncul dengan seketika, tetapi kadang juga kebalikannya, ketika aku punya idea, inget kamu, ideapun hilang seketika.

Aku belum pernah merasakan perasaan seperti ini, aku enggak tahu kalau aku enggak jadi sama kamu gimana jadinya.

Sebelum ini memang aku punya pacar, tetapi rasanya biasa saja, datar, jadi waktu putuspun aku biasa aja.

“ Jadi saya sangat cinta kamu,” akhir dari segala ungkapan perasaannya.

Sejenak aku tercenung, kaget, senang, tapi gimana perasaanku sudah gundul tidak ada kelopak bunganya lagi.

Kali ini aku tidak main2 lagi.. seriuuuussss.

“ Aku sengaja menahan perasaanku sama kamu, karena kita berbeda agama, aku takut dengan perasaan cinta yang secara pelan muncul dihati, karena aku tidak ingin menikah dengan perbedaan agama”.

“ Kalau kamu mau, aku akan pindah agama karena bagi aku cinta adalah nomor satu,” pernyataan yang tulus keluar dari hatinya.

Aku bertambah kaget,” Hah ? Kamu mau pindah agama karena aku?”

“ Aku ingin hidup bersama kamu, jadi kalau memang kamu ingin satu agama, aku yang akan pindah karena aku baru dibaptis belum CD… tapi.. didepan bapakku aku akan belaga Kristen, karena dia Pendeta”. Ringan sekali dia mengungkapkan ini.

Bagi aku sendiri… tidaklah seringan itu. Bagaimana mungkin aku bisa hidup dengan orang yang mendua agama seperti itu.

“ Aku enggak bisa terima kehidupan mendua agama seperti itu, rasanya aku berdosa besar karena membuat kamu harus membohongi bapak kamu. Jadi maafkan aku kalau aku enggak bisa meneruskan hubungan ini, takut aku terlanjur sangat mencintaimu”.

Dia tertunduk, dan ingin leibh meyakinkan lagi keputusanku tadi. Aku mengangguk dalam.

Dia pun berpamit pulang…. Sebenarnya hati ini juga ikut hancur, karena aku tahu bahwa aku juga mulai mencintainya di saat dia mengungkapkan perasaanya.

Walaupun hatiku demikian pilu, tapi aku yakin kalau keputusanku itu adalah yang terbaik.. demi prinsip hidupku..

Tiga puluh tahun kemudian aku bertemu dia, duduk tepat disebelahku, berbisik lembut.. “ Kamu masih lucu aja”.

“Emangnya aku badut”, jawabku spontan.

“Maksud aku, kamu masih cantik aja”, kilahnya.

Wrrrrrrrr.. hati ini berbunga kembali… tapi ku tak akan membiarkan kelopaknya menempel kembali karena aku sudah berkeluarga…..

( lanjutan.. )

* * *

Kena batunya

Masa SMA dan awal mahasiswa mungkin buat sebagian wanita muda seperti aku saat itu. Persoalan cinta, merasa bosan sama orang yang seneng sama kita dan akhirnya kita kabur, merupakan pengalaman manis sekaligus sangat kejam.

Begitu mudahny kita mendapatkan teman dekat karena selalu ada pria muda yang ingin dekat dengan kita. Boro2 lah patah hati… jauh banget.. yang ada gak punya perasaan… seenaknya.. cenderung kejam… ampunn deh.

Ketika mapram angkatan dibawahku, ketika seorang prama meminta tanda tanganku, teman yang duduk disebelahku bilang,” Kayaknya dia entar jadi pacar lo deh”. Akupun segera berkomentar,” Ih lo sembarangan kalau ngomong, entar bener aja.. hahaha…”.

Acara mapram berlangsung dengan sangat menyenangkan. Bukan karena si prama itu, tapi karena aku sekarang jadi rakanita.. jadi bagian mengeluarkan suara halilintar.. huuu senangnya.. serasa jadi manusia paling berkuasa dan ok banget.

Sudah menjadi tradisi disetiap jurusan, prama & prami yang selesai menjalani acara mpram harus mengadakan acara balas budi. Biasanya diadakan dimalam hari. Alasannya enggak ada selain kepengen aja.

Tiba2 seseorang mendekati aku dan menanyakan,” Nanti malam balas budi pergi sama siapa ?”. Aku terkejut dan melihat dengan mata hati.. hehehe.. saking gak percayanya. Dia.. berdiri dihadapanku, prama yang dikatakan temanku waktu mapram bakal jadi pacarku. Ah enggak mungkin lah, mana bisa ?? Tapi sekarang dia menanyakan aku mau pergi sama siapa. Kenapa sih dia tanya tanya segala ? Memangnya dia mau ngajak aku ? Pertanyaan pun bermunculan dalam pikiranku seperti tembakan serdadu dalam menyergap musuhnya. Agak ragu tapi penuh harap aku menjawab,” Aku enggak tahu masih nyari teman yang mau pergi bareng.” Eh dia menjawab dengan mantabb,” Kalau gitu pergi bareng aku aja, nanti kujemput deh,”. Haaaaaahhh??? Benerkah dia ngajak aku ??? Atau ini hanya halusinasiku aja ? Tiba2 dia menanyakan kesediaanku untuk dia jemput. Tanpa pikir panjang lagi aku iyakan aja, kebetulan belum ada satupun temanku ngajak pergi bareng.

Senangnya hati ini. Duuuh bagaimana enggak happy, orangnya cakep, ganteng n tinggi pula. Kutak peduli usianya lebih muda dari aku setahun..

Tibalah malam itu. Aku telah mempersiapkan gaunku dari beberapa hari sebelumnya. Tentu saja yang agak istimewa dan membuatku kelihatan cantik. Setidaknya itulah menurut pandanganku sendiri.

Aku sudah siap dengan gaun, asessories, sepatu dan tidak lupa dengan semprotan minyak wangi yang aku beli tadi siang. Murah sih, tapi yang penting wanginya itu.. setidak tidaknya menurutku sendiri pula.

Si dia pun datang menjemput.. jantungku tiba2 berdebar kencang, mungkin jumlahnya berlipat ganda dari biasanya. Tiba diruang tamu.. duuuuh cakepnya dikau.. dengan kemeja lengan panjang berwarna merah… aaaah gadis mana yang tida akan tertarik pada dia. Sekarang dia menjemputku untuk pergi kepesta.. Aduuh hidungku ini mau pergi kemana ?? Jangan melambung gitu dong.. kan malu…!!!

Tiba ditempat pesta, temanku yang pernah bilang dia pasti jadi pacarku, langsung menyambut dan berkomentar, tapi dengan berbisik,” Benerkan kata gue”.

Aku pura2 enggak ngerti,” Apanya yang bener ?”

“ Ah lo suka pura2, dia akan jadi pacar lo,” dia menegaskan lagi kata katanya dulu.

“ Ah baru juga ngajak malam balas budi, ini kan kebeneran aja,” Bisikku lagi.

“ Kebeneran gimana, dia sengaja gitu ngajak kamu, kenapa dia enggak ngajak gue misalnya atau ngajak yang lain”. Ngotot banget temenku ini.

Akhirnya aku hanya tersenyum dan deg2an.. bener enggak yaa ???

Malam itu memang malam untuk aku berdua dia. Selama dipesta itu kita enggak pernah berganti pasangan. Eh ada deng sekali, itupun dansanya sama kakaknya dia.

Akhirnya pesta selesai. Saat dia pamit setelah mengantarku pulang, dia memandangku… ooooh sinar mata itu menembus jantungku hingga tembus. Tapi dia hanya memandang saja tanpa sentuhan tangan.. boro2 cipika cipiki.

Sejak malam itu, setiap malam minggu dia selalu datang kerumah dan mengajak nonton. Hubunganpun semakin lengket, dimanapun, jalan kemanapun tangan kita tidak pernah lepas berpegangan.. Ah dunia serasa milik kami berdua, atau lebih tepatnya milik aku sendiri.. Sebentar saja hubungan kita sudah menyebar dikampus, terutama diangkatan dia diangkatanku.

Apalagi saat angkatanku dan angkatan dia melaksanakan mapram angkatan dibawah dia dan mengajak mereka keluar kota. Hmmm indahnya hubunganku dengan dia..

Hingga suatu malam, diacara ulang tahun temanku. Dia tidak mengajak aku. Aku pikir dia enggak diundang. Eeh tahunya dia datang.. dan seperti enggak peduliin aku. Hanya sekedar basa basi, berhay hey aja. Pertanyaan sama siapa datangpun enggak keluar dari mulutnya.

Otakku hanya member tanda bahwa aku harus segera menjauh darinya karena dia sudah bosan. Pengalamanku sendiri kalau sudah bosan, tidak tamu didatangi, ditanya kenapa, maunya udah ajalah enggak usah datang dan ketemu lagi.

Keadaan dia yang seperti itu, segera aku antisipasi. Terlebih lagi tidak ada serentetpun kalimat yang menanyakan aku nanti pulang sama siapa. Dia bener cuek, cuek dan cuuueeeeek..!!!

Ok, aku tak akan menanyakan kenapa, dan memaksa dia untuk mengantar aku pulang. Pokoknya disaat pesta itu aku juga cuek bebek aja, walaupun hati ini agak sedih juga, bahkan menangis kaleee.

Malam itu aku tidur dirumah temanku, dia pulangpun enggak pamit. Ya sudahlah kalau kamu maunya begitu, aku segera mengambil langkah mundurrrrrrr.

Kecuekan dia ternyata berlangsung terus hingga kekampus dan kesehariannya.

Aku kirim surat sama dia, cukup singkat,” Kamu sekarang beda sama aku, kalau ini karena aku ada salah, kamu balas dan terangkan dimana salahnya. Tapi kalau kamu bosan, ya sudah enggak usah dibalas, aku ngerti kok dan aku enggak akan pernah mengganggu kamu lagi”

Suratku tidak dibalas…. Hiks artinya memang dia bosan padaku.. Dan aku pun segera menjauh secara total, tanpa memperlihatkan kalau hatiku ini sangat sakit dan menderita. Aku merasa inilah saatnya hukum karma berlaku.. Tuhan memberikan pelajaran padaku untuk merasakan sakitnya hati para pria yang dengan seenaknya aku tinggalkan…

Hubungan dengan dia pun berakhir tanpa peperangan, tanpa kemarahan, tanpa kecemburuan.. yang ada kabuuuuur, menjauuuuh dan cueeeeeek…

Ada yang aneh kemudian, setelah dua bulan berlalu.. aku sering menangkap dia sedang memandangku… srrrrrr.. aku gee r lagi. Tapi enggak ah, aku enggak ingin lagi dicuekin dia, jadi mending aku yang cuekin dia..

Akhirnya kena batunya juga aku ini….

35 tahun kemudian, dia meneleponku dan mau datang kerumahku untuk sebuah keperluan. Kita pun bertemu.. ada sih rasa degdegan, karena bayangan masa lalu tiba2 nyelonong masuk pikiranku.

Setelah hari itu, beberapa kali datang lagi, juga untuk keperluan yang sama.

Seperti ada komando diotak masing2 untuk tidak mengganggu keutuhan keluarga masing2, kita sangat menjaga jarak.

Sekarang yang tumbuh dihatiku mungkin dihati dia adalah rasa saling sayang. Mungkin looh.

Rasa sayang dia sangat aku rasakah ketika dia memberikan sebuah Sajadah indah disain dia sendiri diulang tahunku yang keenam puluh……

Dan kita tetap menjaga jarak….. semoga kita selamat dari gangguan apapun.. amiin.

* * *

Turunan Keraton

Tahun 1971, adalah tahun ketiga aku menjadi mahasiswa. Setahun pertama aku harus berjuang untuk bisa sekolah.. bekerja untuk biaya sekolah sudah menjadi takdirku saat itu.. kadang sangat membuat aku merasa rendah diri berada ditengah tengah temanku yang rata2 orang berada.. tetapi cinta tetap menghampiri hatiku…

……………………………..

Sudah menjadi tradisi kampus, ditahun ketiga ini, angkatanku yaitu angkatan ’68 harus menjadi Panitia Mapram. Jadilah aku salah seorang panitia bagian acara pada Mapram ’71 ini. Walaupun hanya sebagai kroco, tapi cukup membanggakan dan menyenangkan dan sudah barang tentu bisa pasang aksi serem didepan mahasiswa baru.

Dari 3 bulan sebelum acara dimulai, rapat2 pun sering digelar, hampir seminggu sekali. Dari mulai pendaftaran hingga masa acara akhir Mapram.

Kira2 dua minggu lagi acara dimulai, frekwensi rapat dipertinggi, nyaris setiap hari.

Pada akhir salah satu rapat, ada seseorang yang mendekatiku dan tiba2,” Pada saat acara nanti, siapa yang antar jemput kamu ?”. Setengah kaget aku memandang dia, siapa sih ni orang, kok selama ini aku gak pernah memperhatikan dia.

“ Oh, belum ada,” jawabku singkat. Emang belum ada kok, aku enggak mengada ada.

“ Kalau gitu nanti aku yang antar jemput kamu,” pernyataan yang pasti sekaligus mengagetkan. Siapa yang enggak kaget, orang yang selama ini aku gak pernah perhatikan, bahkan cenderung enggak kenal, tiba2 menyatakan dirinya akan menjemput dan mengatar aku pulang disaat pelaksaan mapram nanti. Dan yang penting, orangnya cakep pula.

“Ok, terima kasih,” jawabku secara spontan. Huh siapa yang enggak seneng diantar jemput sama orang cakep.

Acara mapram pun dimulai. Dia menepati janjinya. Setiap hari dia menjemput aku. Tiga kali, untuk apel pagi, apel siang dan apel malam. Setiap pulangpun aku diantarnya.

Ah, kenapa hati ini? Kok jadi bergetar begini.. tambah lama kok tambah kencang. Setiap kali dia datang menjemput dan mengantar pulang, semut merah dihati ini mulai mengigit gigit lagi, tetapi rasanya .. bahagiaaaaa banget.

“ Kamu kok cuma antar jemput dia aja, antar jemput aku juga dong” tiba2 seorang temanku yang sama2 panitia nyelonong. Ah ini orang biasa deh, kalau aku mulai deket dengan seseorang selalu dia ikutan. Aku diam saja. Dia juga agak kaget.

“Ok, nanti aku juga antar jemput kamu deh,” heh diluar dugaan dia menyanggupi tugas tambahannya.

“ Kalo gitu aku pergi sendiri aja deh, nanti aku pinjem motor sama temanku,” prinsip anti bersaing mulai aku keluarkan.

“ Enggak begitu, aku akan tetap antar jemput kamu, pokonya kita harus bareng,” dia mengeluarkan perintahnya.

“ Enggak usah, nanti kamu repot,” akupun berusaha untuk bijaksana.

“ Enggak kok, jadi nanti aku jemput dia dulu, terus kerumah kamu. Pokoknya kita harus bareng,” pernyataannya tidak bisa diganggu gugat lagi.

“ Ok, kalau itu yang kamu mau, aku seih seneng aja,” aku menyerah.

Acara mapram berjalan lancar. Selama acara dia selalu mendekati aku dan selalu meminta aku untuk tetap diantar jemput dia. Lucu juga yaa. Aku naik motor sendiri, tetap diantar dan dijemput dia dengan temanku digoncengannya.

Di malam inagurasi, dia menjemputku dan kita pun berambah dekat.

Akhirnya Dia menyatakan cintanya padaku.

Ah hati ini, berbunga sekali karena bahagia.

Ternyata aku juga mulai jatuh cinta padanya.

Awalnya perjalanan cintaku dengan dia aman2 aja, dan bertambah mesra.

Temanku yang waktu mapram minta diantar jemput, tidak ikut nimbrung lagi karena dia punya gebetan.

Jadi amanlah hubunganku dengan dia.

Berjalan dengan tenang tapi mesra.. hmmm indahnya.

Aku merasa mungkin inilah perjalanan cintaku yang terakhir, karena terus terang aku sudah mulai lelah dengan hubungan2 sebelumnya, yang selalu kandas sebelum hubungan itu mencapai 1 tahun.

Dia begitu mencintaiku dan juga menyayangiku. Aku juga demikian.

Secara perlahan angin sepoi2 sejuk yang mengantar kebersamaanku dengan dia mulai berubah menjadi agak kencang.

Masalahpun mulai muncul. Perselisihan kecil mulai timbul.

Mungkin aku terlalu egois, mungkin juga aku terlalu takut kehilangan dia, mungkin juga aku terlalu gengsi untuk memperlihatkan rasa cintaku pada dia, atau mungkin juga karena aku merasa rendah diri.

Aku bukan anak orang berada. Aku sekolah sambil bekerja, karena tanpa bekerja tidak mungkin aku bisa sekolah. Keadaan ini membuat aku sangat merasa rendah diri ketika harus berada dilingkungan teman2ku yang rata2 anak orang kaya.

Entahlah mana yang benar. Yang terjadi kemudian adalah perasaan kacau didalam hatiku selalu memicu kecurigaan pada dia, bahwa dia sebenarnya tidak mencintaiku, bahwa dia juga malu punya pacar seperti aku ini.

Keadaan ini berkembang menjadi bertambah parah, ketika aku bersama salah satu teman kelompok belajarku nonton berdua dan bertemu teman2nya.

Sebenarnya acara nonton itu tidak ada rencana sama sekali. Saat itu, kebetulan kelompok belajarku tidak lengkap, hanya aku dengan temanku ini.

Setelah selesai membuat tugas kelompok, temanku mau ketoko untuk membeli keperluannya. Aku langsung mau ikut karena kebetulan keperluan bulananku pun sudah habis.

Pada saat pulang, temanku ini membelokan motornya bukan kearah pulang.

Dia mengajak aku nonton. Akupun mengiyakan, apa salahnya tooh, nonton dengan teman belajar.

Dengan perasaan polos tanpa merasa bersalah akupun nonton bersama dia.

Esok harinya, ketika pacarku melihatku, dia buang muka.. Haaaah ???? Kenapa sih dia buang muka seperti itu, seperti jijik melihat aku.

Pikiranpun langsung memberikan kesimpulan, bener dia sudah bosan sama aku, bahkan mungkin sudah benci.

Rasa sakit didalam dada muncul, disusul dengan perasaan sedih.

Kenapa sih dia berbuat itu, padahal seharusnya hari ini dia menanyakan aku, pergi ke Jakartanya naik apa, jam berapa ?

Dia sangat tahu kalau esok hari aku akan ke Jakarta.. mudik..

Pulang ketempat kost, perasaanku sangat tidak karuan.

Didalam kamar aku termenung, dan tidak pernah merasa tenang. Akhirnya kuputuskan untuk memanggil dia dan menanyakan sikapnya itu.

Dia datang. Akupun memberondongnya dengan pertanyaan setenagh tuduhan dan kuliah sok tahuku.

Dengan tenang dia menyatakan, “ Aku enggak bisa terima dan sangat sakit kamu nonton berdua dengan orang lain apalagi yang kepergok sama teman2ku.”

WAdduuuuh, sekarang giliran aku yang kaget sekaligus malu. Aku tidak menyangka kalau dia akan merasa tersakiti kalau aku nonton dengan orang lain.

“ Harga diri saya akan saya taruh dimana ,” sambungnya lagi.

Ini yang lebih menggelegar lagi diotakku. Dia merasa harga dirinya hancur didepan teman2nya karena pacarnya nonton dengan orang lain, berdua pula.

Ooh, kagetnya aku sekaligus menyadari, betapa bodohnya aku dengan perasaan orang lain. Selama ini aku selalu berpikir bahwa dia sudah masa bodoh, bahwa dia sudah tidak mencintaiku lagi dan aku sedikitpun tidak merasa bersalah karena pergi nonton sama teman kelompok belajarku. Dia itu hanya temanku, enggak lebih.

“ Yang tahu itu adalah teman belajar kamu kan cuma kamu sendiri, teman2ku  enggak tahu, mereka hanya tahu bahwa pacar temannya nonton dengan orang lain,” dia menegaskan lagi.

“ Ok, ok aku salah, aku minta maaf, tapi kalau kamu enggak maafin juga gak apa2,” dengan sportif aku mengaku salah.

“ Aku enggak bisa terima ini,” jawabnya singkat.

“ Ya sudah, aku gak akan maksa kamu untuk menerima ini, sekali lagi maafkan aku,” pernyataanku mengakhiri pertemuan.

Sejak pertemuan itu hubunganku dengan dia memburuk, dan emosiku sangat labil sekali. Kacau berat.

Keadaan pun diperburuk dengan nyelonongnya kembali temanku yang minta antar jemput saat mapram dulu. Dengar dengar dia sudah putus sama pacarnya.

Pernyataan pernyataan bahwa dia lebih diperhatikan oleh pacarku, selalu dia ungkapkan didepan umum dan sepertinya dia sangat merasa puas ketika melihatku tertunduk sedih dan malu.

“ Kamu harus pikir panjang pacaran sama dia, dia itu turunan keraton. Kalau pacaran sama aku sih cocok karena aku juga turunan keraton,” pernyataannya yang membuat aku shock dan sangat terpukul.

Inilah puncak kepanasan hatiku sekaligus puncak rasa rendah diriku.

Kata2 temanku selalu terngiang ditelingaku, hingga akhirnya aku menulis surat kepadanya dan menyatakan aku mundur dan mengakhiri hubungan ini karena aku tidak pantas untuk jadi pacarnya.

Esoknya dia menemuiku.

“ Aku tidak bisa terima ini, kamu masih membedakan kedudukan orang dari segi social. Sama sekali aku tidak mempunyai pikiran seperti itu,” awal pernyataannya.

“ Saat aku mengenal kamu, dan tahu kalau kamu sekolah sambil bekerja, aku sangat kagum dan bertambah cinta, karena kamu berbeda dengan perempuan lain yang aku kenal. Bagi aku, kamu luar biasa. Satu hal yang perlu kamu tahu, aku sudah bilang sama ibuku dan foto kamupun aku perlihatkan. Itu tandanya bahwa aku enggak main2 sama kamu. Tapi sekarang, aku sangat sakit, karena kamu mencari alasan untuk putus hubungan dengan mengemukakan masalah status social,” Lanjutnya.

“ Saya bener2 terluka dan sangat tidak bisa terima,” Tandasnya lagi.

Aku kaget, terhenyak dan sedih. Ternyata yang selama ini aku pikirkan tentang dia, semuanya salah. Salah besar.

“ Ya kalau kamu enggak bisa terima, dan kalau akhirnya memang kita harus putus, ya udah, putus aja,” tolol sekali perkataanku ini, seperti tidak mengandung penyesalan dan kesedihan, apalagi ditunjang oleh ekspresi yang biasa saja.

Dia pulang, dan sejak itu aku jarang sekali ketemu dia. Tetapi keadaanku selanjutnya, sangat menyedihkan. Aku baru merasakan yang namanya patah hati seberat ini.

Aku menangis setiap hari. Untung pelarianku pada Tuhan, aku selalu menunggu waktunya shalat, karena sesudah shalat aku bebas mengeluarkan segala kesakitan hatiku ini, air matapun aku bebaskan untuk mengalir sesukanya.

Empat bulan kemudian, entah apa yang terjadi denganku. Teman belajar kelompok yang dulu nonton berdua, mendekatiku, aku merasa terhibur dan kesakitan karena patah hatipun secara perlahan menghilang.

Karena dia hubungan dengan pacarku memburuk dan sekarang karena dia juga patah hatiku hilang.

Dia sangat cinta dan sayang padaku, tapi lagi lagi perbedaan agama membuat hubungan ini tidak berjalan lama.

Aku sangat tidak mengerti artinya ini, karena setelah hatiku benar2 pulih dan gairah hidup menyala kembali, hubungan dengan diapun berakhir.

Walaupun cukup membuat sakit tetapi tidak membuat patah hati seberat sebelumnya.

Sejak berakhirnya hubungan ini, aku jadi malas untuk membina hubungan lagi. Cappeee deee…

* * * * *

START  TO  FACES THE  REAL  LIFES  PROBLEMS

Kepergian Ayah tercinta

Ayahku seorang pensiunan ABRI dengan pangkat Letnan Kolonel. Beliau pensiun diusia 50 th, tepat disaat aku masuk ITB.

Setelah menjual rumah di Jakarta, seluruh keluarga kembali lagi ke Bandung. Hasil penjualan rumah didepositokan di 2 bank, dan bunganya cukup menggiurkan, 17,5% sebulan. Waaaw!!

Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari, uang pensiun ditambah bunga deposito yang cukup tinggi dari dua bank, rasanya cukup dapat menjamin kehidupan keluarga cukup.

Dua bulan pertama, bunga bank diterima dengan lancar. Dibulan ketiga, petirpun datang disiang hari… bunga bank macet. Bulan keempat dan seterusnya tetep tidak ada.. Akhirnya ketahuan, direktur banknya kabur dan entahlah urusan selanjutnya, karena saat itu aku terlalu sibuk dengan kuliah hingga tidak sempat menyimak lagi. Yang aku tahu hanyalah keadaan ayahku yang kelihatan seperti bingung dan stress. Kesusahanpun mulai menampakkan diri.

Ada secercah harapan, terutama untuk ayahku. Ada tawaran dari para ex mahasiswa Kalimantan Selatan yang pernah merasa berterima kasih karena selama kuliah di Bandung, mereka merasa telah diurus dengan baik oleh ayahku.

Mereka menawarkan peluang untuk mencalonkan diri untuk jabatan Gubernur Kalsel.

Tanpa dipikir lagi, tawaran ini langsung diterima, dan dengan penuh semangat ayahku mempersiapkan segala yang diperlukan untuk pencalonan tersebut. Karena memang sudah cita2nya untuk memajukan kampong halamannya.

Untuk lebih memantapkan pencalonan, ayahku merencanakan untuk datang ke Banjarmasin sekalian mau menengok nenekku.

Keberangkatan ke Banjarmasin seperti tidak ada halangan apa2. Semuanya lancar.

Disanapun ayahku mendapat sambutan yagn tidak pernah dia duga. Begitu antusias dan sangat mengharapkan ayahkulah yang jadi Gubernur.

Dengan perasaan berbunga, ayahku kembali ke Bandung. Roman muka kelihatan cerah dan semangat.

Suara burung Suit kuncuing ( dalam bahas sunda ), jam tiga subuh, tiba2 berbunyi kencang sepertinya tepat diatap rumah. Kata orang bunyi burung itu sering memberi tanda aka nada orang yang meninggal. Ahh tahayul.. aku enggak percaya.

Subuh berikutnya, pada jam yang sama burung itu berbunyi lagi. Begitu juga subuh berikutnya.

Tidak ada tanda2 akan kebenaran kata orang tentang suara burung itu. Pagi itu ayahku bangun dengan semangat, wajahnya segar dan sangat bercahaya.

Saat akan melaksanakan Sholat Zuhur, dia menerima kiriman Koran dari Banjarmasin. Dengan penuh antusias, dia langsung membuka. Harapannya hanya satu, menemukan berita tentang dia dalam pencalonan gubernur. Tiba2 wajah segar itu terlihat layu, awan hitam seperti menyelubungi wajahnya.

Dia langsung menuju tempat sembahyang. Tiba2 dia merasa pusing dan semua terasa goyang. Ibuku segera menolong dan menggandengnya kekamar tidur. Langsung ditidurkan. Ayahku minta dibimbing ngaji oleh adik kakekku. Tiba2 dia seperti tidak sadar dan terdengar suara ngorok, dari hidungnya keluar darah kental. Kepanikanpun terjadi. Telepon dokter terdekat, tetapi tidak mau diganggu karena sedang istirahat. Akhirnya berkat bantuan tetangga, seorang dokter bersedia datang kerumah. Setelah diperiksa, dokter mengharuskan segera dibawa kerumah sakit.

Setelah melalui banyak upaya dan usaha, ayahku berhasil dibawa kerumah sakit..

Hanya seperempat jam sesudah tiba dirumah sakit, ayahku pergi untuk selamanya. Beliau wafat ditanggal 10 Agustus 1970 saat adzan maghrib berkumandang.

Lemas rasa seluruh tubuh ini. Begitu cepatnya ayahku pergi. Tidak ada tanda sebelumnya, bahkan terlihat sakitpun tidak. Memang dia menderita penyakit darah tinggi. Sudah menahun. Tetapi hari itu, tidak ada tanda sedikitpun kalau tekanan darahnya sedang tinggi. Selain bunyi burung jam 3 subuh, tiga hari berturut turut. Rupanya kata orang itu ada benarnya juga.

Setelah pemakaman, secara iseng aku buka kembali Koran yang dikirim dari Banjarmasin. Ketika aku melihat tanggalnya, aku terkejut setengah mati, ternyata koran tiga bulan yang lalu. Sebulan sebelum ditawarkannya pencalonan ayahku.

Aku sangat merasa heran, kenapa kok iseng sekali orang yang kirim Koran itu. Tiba2 aku berpikir, apakah ini disengaja ? Tapi  untuk apa ??

Para pendukung di Banjarmasin geger, kaget bercampur bingung. Korannya minta dikirim.

Kata ibuku,”Gak usah, percuma toh ayah kalian sudah pergi,”….

Tinggalah pertanyaan yang tidak pernah terjawab.. “ Untuk apa mereka kirim Koran lama ?”

* * *.

Kakakku tunangan

Aku sangat merasa kaget, ketika kakak laki2ku yang paling besar meminta ibuku melamar calonnya di hari kesembilan sesuah ayahku meninggal. Aku sedih, marah dan bermacam perasaan bercampur baur. Kenapa kakakku begitu tega kepada ibuku. Kenapa dia begitu egois ?

Walaupun sejuta protes dan kekesalan ada dihati, pertunangan itu tetap berlangsung, pernikahannya pun langsung ditentukan.. bulan Januari 1971… duuuuh hati ini rasanya kepengen diganti sama kentongan biar protesku ini terdengar keseantero dunia…

Aku sedih, aku marah, aku protes…

Kenapa kakakku ini egois sekali. Apakah dia tidak melihat adik2nya yang memandang penuh harap agar dia bisa menggantikan posisi dan keberadaan ayah, paling tidak sebagai figure laki2 dewasa.yang kebapaan geetoo looh.

Rencana pernikahan sudah tidak bisa diganggu gugat lagi.. Aku tetep bersikeras .. Tidak Setuju..!!!!!!!!!!!

Ibuku menyerah walaupun dengan segala duka dan gundah dihati. Beliau memang sangat berhati mulia, sesuai dengan namanya C.R.Mulya. Aku dapat merasakan betapa dia kehilangan ayahku dan harapan ada pelindung pastilah pada kakakku itu walaupun dia putra kedua, tapi laki2 paling besar.

Aah perasaanku ini, entah seperti apa. Aku tak sanggup laig menguraikan dengan kata2, rasanya hancur, patah hati tapi bukan karena pacar.

Aku selalu menolak bertemu katika kakakku datang kerumah kakakku dimana aku tinggal. Kusibukkan diriku dengan tugas kuliah hanya untuk menghindar pertemuan dengan kakakku dan calon istrinya. Rasa kecewa terhadap kakakku ini benar menguasai seluruh tubuhku, sehingga otakku berani menyuruh badan ini untuk tidak bergerak mengarah dan mendekat pada kakakku…

Akhirnya protesku ini menyebar keseluruh keluarga, hingga satu saat ada seorang kakak iparku datang khusus kekamarku. Dia tidak banyak bicara, tidak ada nasehat2 yang panjang lebar, boro2 menyentuh nilai2 keagamaan, dosa atau pahala.

“ Neng, teteh tahu kamu sakit hati, kamu kecewa dan sebagainya sampai kamu marah seperti ini. Ada satu hal yang harus kamu ingat, bahwa kakak kamu itu adalah wali kamu nanti. Dia yang akan menikahkan kamu kelak. Kalau kamu tetap bersikeras dengan protes ini, bagaimana kalau kelak dia enggak mau menjadi wali kamu yang artinya tidakmau menikahkan kamu.” Si teteh bicaranya pelan dan sangat tenang.

Aku termenung, kata2 itu sangat menyentuh hatiku dan seperti menyuruh jiwa ini untuk mengolah perintah lain untuk menenangkan dan mnghilangkan sekita hati ini dengan menerima apa yang seharusnya diterima. Hilangkan kesal dan kecewa, hilangkan sakit hati, besarkan hatimu untuk menerima semua… kira2 begitulah bunyi perintah yang keluar dari dalamku ini.

Semalaman mata ini tidak kompak dengan diri. Sang mata sudah tidak kuat untuk membuka terus, tetapi sang diri seperti memaksa minta ditemenin untuk memikirkan apa yang harus aku lakukan. Alhasil aku pusing tujuh keliling..!!!!!

Dalam kebimbangan yang begitu menguasai perasaan, diri, hati dan otak ini, Adzan subuh berkumandang dengan merdunya, mengajak diri ini untuk segera berwudhu kemudian  menghadap Qiblat, menemui Tuhan Yang Maha Agung.

Mengalir air mata ini saat sujud, serasa Tuhan ada didepanku. Aku mengadu.. dan aku mohon bantuan-Nya agar aku tegar, agar segala yang membuat hati ini sakit, kecewa dan galau berganti dengan keikhlasan yang penuh dengan kasih sayang-Nya, agar aku dapat menerima pernikahan kakakku dengan hati yang lapang…

Diluar dugaanku, permohonanku dikabulkan, setelah lama aku bersujud dengan segala keikhlasanku dihadapan-Nya, segala perasaan sakit, kecewa dan galau secara perlahan berganti dengan senyum bahagia…. Ikhlas hati ini menerima pernikahan kakakku, tidak ada lagi beban kekesalan dan kesedihan tersisa.

Terima kasih Tuhan…..

Tetapi masih ada yang aku risaukan.

Apabila kakakku menikah, feelling aku, yang akan mendampingi ibuku mengurus keluarga akan jatuh kepundakku, sedang usiaku saat itu baru 20 tahun dan aku anak perempuan. Sanggupkah ?

* * *

Surat Wasiat

40 hari tidak terasa.. ketiadaan ayah mulai terasa. Kesadaran akan sebuah kehilangan mulai muncul perlahan. Ibaratnya tangan tergores pisau tajam, beberapa saat belum terasa perih, tetapi disaat berikutnya, perihnya terasa labih lama.

Itulah suasana hatiku. But life must go on.

Ibuku mulai mengeluarkan barang2 peninggalan ayahku.

Ternyata ada Surat yang masih tersimpan rapi didalam amplop.  Surat Wasiat.

Segera ibuku mengumpulkan semua anak yang ada dirumah.

Ayahku memberikan seluruh pakaiannya yang masih bagus kepada kakakku no 4.

Rumah boleh dijual jika memang harus dijual, tapi harus dibelikan rumah lagi.

Prioritaskan biaya untuk aku kuliah, sampai selesai.

Semuanya heran kenapa almarhum memberikan seluruh baju bagusnya kepada kakaku ini. Padahal kakakku itu paling banyak membuat masalah dirumah.

Tapi mungkin ayahku mempunyai pertimbangan lain yang keluar dari sanubarinya.

Aku langsung menangis, rasa berat didada begitu menyesak. Almarhum ayahku rupanya sangat mengetahui dan menyadari kepergiannya tidak akan lama lagi, sehingga beliau menyempatkan untuk menulis Surat Wasiat, dan salah satunya untukku.

Memang saat itu dari selain kakaku yang no2 masuk AKABRI, baru aku yang bisa masuk Perguruan Tinggi.. ITB pula… dan aku anak ke 5..

Aku harus selesai kuliah dan jadi Arsitek..!!!!

Itulah janjiku pada almarhum Ayahku….karena yang memicu semangatku untu memilih jurusan Arsitektur adalah keinginan beliau untuk memajukan kampung halamannya di Kalimatan Selatan sana…

“ Pap semoga berhasil yaa.. dan aku bisa memajukan kampung halaman Papap” bisikan suara hatiku….

Ternyata sesudah selesai.. untuk pergi kesana, tidak semudah yang dibayangkan , apalagi bisa memajukannya..harus menyatu dulu dengan penduduknya yang sebagian besar masih ada hubungan saudara.

Perlu waktu lama.. atau aku harus jadi pejabat dulu disana…

“ Maafkan aku Pap”, hanya itu yang bisa aku bisikkan kedalam hatinya..

* * *

Pesan Almarhum Ayah

Kakakku yang no 3 sudah resmi dilamar. Pernikahanpun sudah ditentukan.

Layaknya persiapan pernikahan, ibuku adalah orang yang paling sibuk sekaligus pusing.

Tahap demi tahap persiapan dilaksanakan dengan seteliti mungkin, terutama dalam pengunaan biaya.

Saat itu aku tidak tinggal serumah dengan ibu dan saudara2ku.

Aku kost dirumah tanteku. Disinilah pesan ayahku kuterima.. believe it or not..

Aku sedang tidur siang. Antara tidur dan bangun, aku liat ayahku datang dari arah garasi kemudian masuk kekamarku menghampiri dan duduk ditempat tidurku.

Beliau mengenakan hem lengan pendek warna hijau muda lembut, baju kesukaannya saat masih hidup.

Aku sempat bertanya,” Pap, dari mana, kok bajunya kotor begini ?” Memang aku liat ada beberapa flek tanah. Beliau diam saja, tidak sepatahkatapun keluar sebagai jawabannya. Terdiam sejenak, kemudian kuterima pesan almarhum untuk ibuku, “ Tolog sampaikan ke Mama, nenti kalau menikahkah pake kebayanya yang berkilatnya didalam,” tanpa menambah satu katapun beliau berlalu. Aku terbangun total, lalu aku sadar bahwa tadi itu ayahku benar benar dating untuk sebuah pesan penting untuk ibuku.

Aku sampaikan pesan itu, ibuku langsung memahami maknanya. Jangan terlalu ria, sederhana saja.

* * *

Jubah Hijau Tua

Aku berada diruang utama sebuah kerajaan. Ayahku duduk disinggasana nan indah dan megah. Tampak sangat gagah dan berwibawa dengan jubah warna hijau tua pekat, jubah kerajaan. Kuberdiri tak jauh dari beliau, memandang penuh kekaguman pada kewibawaannya.

Tiba2 ayahku berdiri, berjalan menghampiriku, tanpa sepatah katapun dia membuka jubahnya kemudia berputar kebelakangku… dan dia mengenakannya padaku kemudian menepuk pundakku berkali kali….. Aku terbangun…

Mimpi… ternyata aku bermimpi.. tapi begitu jelas segala kejadian itu layaknya sebuah film pendek. Ayahku memindahkan jubah kerajaan itu kepadaku. Sejenak aku termenung dan tercenung, gerangan apa arti dari mimpiku itu.

Otak dan jiwaku seperti memberi tanda untuk segera mengerti akan artinya…. Tanggung jawab..!!!  Yaa itulah artinya, tanggung jawab ayahku terhadap keluarga akan pindah kepundakku… AKu tak kuasa menolak lagi, karena aku terbangun sesaat pemindahan jubah itu selesai dengan tepukan ayahku pada pundakku.. Aku tak bias menolak lagi pemindahan tanggung jawab ini.. Aku merenung, membayangkan bagaimana mungkin sebagai seorang anak, perempuan, usia 21 tahun dapat memerankan tanggung jawab seorang bapak dengan 12 keturunan ?

Lama aku berpikir, kepala ini rasanya beranak menjadi berpuluh puluh kepala dengan berbagai persoalan dan pemikiran.. Bagaimana mungkin aku dapat menyatukannya.. Usia 21 tahun, perempuan, belum menikah apalagi mempunyai anak sebanyak itu..

Tuhan Maha Kuasa, Tuhan Maha Mengetahui, Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang, kepada-Nya lah aku bersujud, kepada-Nya lah aku memohon petunjuk, kepada-Nyalah aku berlindung. Kupasrahkan segala2nya yang ada pada diriku. Aku sangat yakin Tuhan akan melindungiku, menjagaku, memberi arah perjalanku dan memberiku segala hal yang terbaik untuk siap menjalani apapun bentuk kehidupan yang terbentang dihadapanku.

Kehidupan itu memang benar benar terjadi….

* * *

Pemain Band

Kepergian ayahku, menikahnya kakak laki2 yang terbesar, membuat kehidupan keluarga tidak jelas dari segi materi. Keuangan ibuku sangat tergantung dari uang pensiun yang tidak seberapa.

Kakak perempuanku yang paling besar, masih dalam perjuangan untuk biaya hidup keluarganya sendiri yang sudah dikaruniai 3 orang putra.

Kehidupan kakakku yang nomor dua, yang juga laki2 paling besar, baru start untuk sebuah perjuangan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Walaupun istrinya anak orang yang sangat berada, tetapi dia ingin kehidupan ekonomi keluarga secara total bergantung dari hasil keringat dia sendiri.

Kakakku nomor tiga, sangat jauh untuk diharapkan dpaat membantu ekonomi keluarga, dia lebih dibutuhkan untuk mengasuh dan mengurus adik2nya didalam rumah. Seperti sudah menjadi takdirnya, dari sejak mempunyai adik yang pertama hingga adiknya berjumlah 9, dia selalu menjadi asisten ibuku dalam pengurusan adik2nya.

Kakakku nomor empat, lebih tidak bias lagi diharapkan. Walaupun dia laki2 kedua terbesar dikeluarga, tetapi soal tanggung jawab sangat jauh dari pemikirannya, paling tidak sudut pandang tentang tanggung jawab ini selalu tidak sinkron dengan keadaan sebenarnya. Dia selalu yang membuat masalah dalam keluarga. Seperti sudah ditakdirkan pula, pola piker dia sangat tidak terjangkau oleh ayah dan ibuku juga saudara2nya. Aah cerita dia akan menghabiskan satu buku sendiri..

Aku adalah nomor lima. Jelas sekali kan makna jubah hijau tua yang diserahkan ayahku. Ya, akulah yang terpanggil untuk dapat membantu ibuku dari segi ekonomi, bahkan ditambah dengan mendidik adik2ku.

Lagi2 aku termenung dan tidak ada cara lain lagi yang harus kulakukan kecucali.. pasrah secara total..

Kuliahku menginjak semester 5, tugas semakin bertumpuk disusul olah waktu tidurku yang semakin berkurang, nyaris tidak ada. Keadaan ini ditambah lagi dengan sebuah tanggung jawab terhadap kehidupan keluargaku.. Membuahkan sebuah pemikiran untuk berhenti sementara kuliah. Aku harus mempunyai penghasilan yang dapat membantu ibuku mengatasi segala kesulitan ekonomi dalam memenuhi segala kebutuhan hidup keluarganya. Ya, aku harus berhenti untuk sementara, untuk nanti kuteruskan lagi setelah aku mempunyai uang yang banyak, sehingga kebutuhan hidup keluargaku sudah tidak menjadi masalah lagi.

Main band.. ya itulah satu2nya yang ada dalam pikiranku. Aku menguasai berbagai grip dan kunci dalam bermain gitar. Walaupun feelingku sering tidak kompak dengan otakku, tapi lumayanlah bias aku pergunakan didalam melengkapi kebutuhan untuk kebersamaan dengan alat lain didalam memainkan sebuah lagu.

Seperti sudah masuk skenario Tuhan, begitu aku berniat main band, temanku yang memang sudah membentuk band wanita, mengajak aku untuk bergabung karena kebetulan pemain gitar Pengiringnya berhenti. Tawaran itu langsung kuterima karena posisi itu  tidak terlalu sulit bagiku, tinggal mendengar aba2 dari pamain sebelahku kapan harus pindah jari sesuai dengan nada dan irama lagunya.

Aku mulai mengikuti jadwal latihan bandku ini. Sangat menyenangkan, karena disaat kita memainkan alat apalagi sambil bernyanyi, segala masalah seperti sirna, hatiku terasa terisi oleh sebuah getaran irama yang sangat indah dan membahagiakan. Sangat luar biasa ..

Kebiasaan berkumpul dengan teman2 dikampus mulai berkurang, karena sehabis kuliah, seringkali harus segera pergi ketempat latihan.

“ Lo kemana aja sih, kok jarang kumpul lagi sama kita2,” tiba2 salah satu temanku bertanya dengan penuh kepenasaranan.

“ Aku harus latihan band,” jawabku tenang.

“ Hah ?” kaget campur penasaran sangat jelas terekspressi dari wajahnya.

“ Iya, bener,” jawabku dengan ketenangan yang sama.

“ Apa2an sih lo, tugas sekolah aja udah seberat ini, pake lo tambah lagi dengan latihan band. Lo mau jadi apa ?” kata2 temanku meluncur tak terbendung, antara heran dan tidak mengerti.

“Aku harus mencari uang untuk bantu ibuku, kayaknya aku juga harus berhenti dulu kuliah karena aku tak sanggup membagi badanku untuk kedua tugas ini.” Jawabku tenang dan pasti. Aku benar2 udah pasrah kepada apapun jalan yang terbentang dihadapanku. Hanya ada satu tekad yang kuat..

”Aku harus bisa menyelesaikan kuliahku apapun yang akan terjadi dan berapapun lamanya yang harus aku jalani” .

Sebentar saja keinginanku untuk berhenti sementara kuliah dan akan main band dulu telah menyebar diangkatanku. Angkatanku hanya beranggotakan 27 orang dan kami sangat kompak dalam hal apapun, termasuk pernasiban hidup.

“ Ah ngapain sih lo pake main band segala, kayak enggak ada kerjaan lain, lo tahu enggak reputasi pemain band itu kan enggak baik,” seorang temanku menyerangku dengan senapan otomatis yang keluar pelurunya tidak bias dikendalikan kalau enggak distop segera.

“ Enggak ada jalan lagi,” jawabku tenang.

Berkumpullah sekumpulan anak muda seusiaku untuk berunding untuk membantu mengatasi kesulitanku.

“ Kita punya jalan. Lo gak usah main band segala. Kita cariin lo kerja. Gimana setuju enggak,” hasil musyawarahpun disampaikan padaku.

“ Kerja apa ?” pertanyaan yang pasti secara otomatis keluar disaat orang tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

“ Ah pokoknya bereslah, lo tenang aja, nanti gua kasih tahu, pokoknya kita semua enggak setuju kalau lo main band.” Temanku meyakinku kalau mereka pasti bias mendapatkan pekerjaan untukku.

Duuh rasa sayangnya temen2ku ini  terasa masuk keseluruh penjuru hatiku.

Terima kasih teman.

Mereka mendapatkannya.. sebagai juru gambar di sebuah Studio Arsitektur milik para mahasiswa senior.. Latihan bandpun langsung berhenti dengan permohonan maaf yang bertubi tubi pada pemimpin bandnya..

Sekali lagi .. terima kasih teman2ku tersayang….

* * *

Gaji Pertama

Aku bekerja disebuah studio konsultan Arsitektur..

Istilah studio, terbawa dari tempat pembuatan tugas utama jurursan Arsitektur, berupa deretan meja gambar dalam ruangan bebas kolom yang panjang, lebar dan luas.

Suasana Studio ini memang sangat menyenangkan karena tidak seperti kuliah biasa yang harus tertib, tidak boleh ngobrol apalagi tertawa tawa.

Di Studio kami merasakan kebebasan dalam mengekpresikan perasaan saat itu, boleh bernyanyi, teriak2 ( asal orang lain tidak terganggu tentunya juga ), bahkan ada yang tertidur karena begadang semalaman dan tentu saja boleh rajin. Tapi kalau ada dosen atau asistennya, kita2 rada sopanlah dikit.

Beberapa senior bergabung untuk menerima pekerjaan Disain Arsitektur, dan menamakan tempatnya dengan STUDIO.

Aku bekerja disana sebagai juru gambar, yang artinya pekerjaanku hanya menggambar apa yang sudah direncanakan oleh para senioren. Bener2 hanya mengikuti apa yang mereka mau. Satu lembar gambar ukuran A2 dibayar 2500 rupiah. Disaat itu upah sebesar itu sudah cukup lumayan. Dalam sebulan jika pekerjaan sedang banyak aku dapat menyelesaikan 10 lembar yang artinya aku mendapat upah sebesar 25 ribu. Cukup besar. Aku bias membantu ibuku dan mencukupi kebutuhanku sendiri, tentu saja hanya dalam tingkat standard saja.

Gaji pertama aku perlukan untuk membeli rapidograph ukuran 0.1 mm, karena sangat dibutuhkan dalam pengerjaan tugas. Dengan langkah bahagia aku membawa kotak rapidho itu kemeja gambar dikamarku.

Ah memang asyik kalau menggambar dengan ukuran rapidho paling kecil, setiap garis yang ditarik sellau memperlihatkan kerapihan yang prima.

Ada satu penyakit dalam rapidhograph, yaitu perlu embersihan dengan cara mengeluarkan jarum utama yang berada didalam mata rapidho. Besarnya sesuai ukuran mata rapidhonya. Jadi bayangkan kalau raidho 0,1 mm harus dicuci, jarum utamanya harus dikeuarkan dari mata penanya yang sudah sedemikian keci. Jarum utama untuk 0.1 mm lebih haus dari ukuran rambutku.

Hal bersih membersih ini akhirnya kualami. Tanda2nya jelas sekali, tinta tak bisa keluar dari  mata pena alias garis maupun tulisan tidak tertampak oleh kasat mata, tak berbekas sedikitpun.

Persiapan pembersihanpun dimulai. Air pembersih air sabun yang tidak terlalu pekat. Rapidho yang akn dicuci dipersiapkan. Ditaroh diatas selembar serbet. Pembukaan jarum utamapun dimulai. Sempurna. Semua jarum utama bias dikeluarkan dari lubang mata rapidho dengan sukses tidak kurang suatu apapun.

Pencucian pun dimulai. Dengan super hati2 aku cuci mata rapidho dan jarum utamanya. Nyaris memakai kelembutan hati dan tangan tingkat tinggi karena alat ini adalah nyawaku di Arsitektur ini.

Semuanya sudah beres dibersihkan. Acara selanjutnya mengeringkan mereka sebelum jarum2 utama dikembalikan kepada bungkusnya yaitu mata rapidho.

Pengembalian kepada bungkus inilah yang harus lebih super hati hati lagi karena memasukkan jarum utama itu kedalam lubang yang ada pada mata rapidho. Besarnya jarum ini sesuai dengan besarnya mata rapidho, bertambah besar ukuran mata rapidho bertambah besar pula jarum utamanya, tapi tetap lebih kecil dati mata rapidhonya.

Aku punya 6 Buah rapidho, 1,0 mm, 0,8 mm, o,5 mm, 0.3mm, 0,2 mm dan 0,1 mm. Semuanya dicuci bersama.

Mata rapidho 1,0 hingga 0,2, karena kehati hatianku memasukkan jarumnya, Alhamdulillah berhasi dengan sempurna, dan ketika kucoba, tinta dengan lancarnya keluar dari mata rapidhonya.

Pekerjaan pamungkas adalah memasukkan jarum utama mata rapidho 0.1 mm. Dengan penuh perasaan aku memasukkan jarum yang super halus itu kedalam lubang pada mata rapidho. Pelan dan lembut aku lakukan dan juga penuh perasaan. Hingga aku rasakan sempurna sudah. Sambil bernyanyi lega aku isi tinta dan aku coba membuat garis. .. Hah ?? Tu tinta kok enggak mau keluar sih ? Kukocok kocok si rapidho itu ( kebiasaan kita kalau rapidho macet harus dikocok2 dulu, baru bias jalan lagi ), kucoba menulis lagi.. tetap enggak keluar juga tu tinta.. kukocok lagi.. menulis lagi.. tetap tidak terlihat sebentuk garispun pada kertas percobaan ini.

Akhirnya aku penasaran.. Kubuka lagi jarum utamanya… yaa Tuhan.. gimana tinta bisa mengalir … jarum utama itu ternyata tidak masuk kedalam lubang mata raidho, tapi tertekan dorongan tanganku yang maha lembut ini hingga membentuk spiral yang indah…Huuuu fatallah itu artinya.. Rapidho kesayanganku wafat, tidak bisa kugunakan lagi.

Aku mencoba untuk pasrah lagi.. walaupun ada rasa sesal yang lumayan besar. Bayangkan gaji pertamaku, setelah sebagian aku berikan ibuku, sisanya sebagian besar kubelikan rapidho ini.. usianya hanya satu hari.

Yang malang itu aku atau rapidhoku, aku enggak tahu lagi……. Hiks…

* * *

Kesurupan

Aku masih kost di rumah tanteku. Berpisah dengan Mama dan saudara2ku, terpaksa masih harus aku jalani karena rumah ibuku sangat jauh dari ITB.

Rumah tanteku menghadap ke lembah Siliwangi. Pada areal yang dekat rumah masih hijau dengan pohon2 rimbun yang sudah tinggi dan masih ada persawahan. Suasananya sangat tenang  Tapi dari mulai bagian tengah hingga kearah Sungai dipenuhi oleh perumahan yang tidak beraturan tatanannya maupun bentuk rumahnya, sehingga memberikan kesan kumuh, terutama apabila dilihat pada siang hari.

Tapi kalau malam hari, wuuiih.. indah sekali karena yang kita saksikan adalah permainan lighting dari perumahan ini. Seperti berlian, berkelip rata dan kadang tak beraturan.

Maka tempat ini menjadi tempat rebutan kalau malem Minggu. Paling ideal untuk pacaran.

Penghuni rumah ini, selain tanteku sekeluarga, ada 14 orang lagi yang kost, termasuk aku.. Sebenarnya sih kalau aku disebut kost juga enggak pas lah karena aku enggak bayar, jadi lebih tepat.. nebeng tinggal.

Hubungan kita2 para koster ini sangat akrab, kekeluargaan sangat lekat.

Tiba2 ketenangan Lembah Siliwangi terganggu oleh alat berat yang menebangi sebagian pohon besar dan perdu diareal hijau. Informasinya, akan dibuat jalan dari Jl. Taman sari bagian Selatan menembus lembah menuju ke Jl. Siliwangi.

Tiba2…..

“ Anak aing…ulah dibawa.. anak aing ulah dibawa.. anak aing ulah dibawa..” suara nenek2 jelas sekali terdengar . Terperangah dan kaget, aku pasang telinga dengan serius. Suasana tenang dan senyap disiang itu menjadi ramai. Para penghuni rumah dan koster yang sedang istirahat siang, pada keluar dari kamarnya. Semuanya kompak memasang telinga dengan serius.

Akhirnya ditemukan juga sumber suara itu… ternyata dari kamar pembantu yang letaknya dibagian paling belakang rumah.

Seperti ada perintah komandan, secara serentak kami menuju ketempat itu.

Astaga… suara itu keluar dari mulut pembantu dan bukan suara asli dia.

Bingung, panik, aneh, gemetar… segala macam perasaan muncul secara serentak. Tidak ada satupun diantara kita yang mengerti sebab dari kejadian ini. Untung ada mahasiswa senior yang kost dirumah sebelah datang. Dia sangat megerti sebab dan fenomena kejadian ini.

“ Tenang saja, enggak apa2 kok, cuma kemasukan aja”, dengan tenang dia mencoba menjelaskan yang sedang terjadi.

“ Hah ? Maksudnya apa mas ?” penasaran aku bertanya.

“ Nanti aja saya jelaskannya, sekarang bantu saya untuk membaca ayat Kursi”, tanpa menunggu jawabanku, dia langsung komat kamit sambil memegang dahinya pembantu itu.

Aneh, pembantu itu diam, tenang dan kemudian tersenyum dengan sorot mata heran.

“ Dia kesurupan, kemasukan ruh nenek2, entah dari mana datangnya,” begitu dia menjelaskan duduk perkaranya.

Sejak aku lahir hingga saat kejadian ini, sungguh mati aku tidak pernah percaya pada yang namanya kesurupan. Bagiku, kalau ada yang ngoceh tidak karuan seperti tidak sadar, hanyalah sebuah kepura pura untuk menarik perhatian orang.

Tapi hari ini, aku melihat dengan mata keala sendiri, kejadian itu ada, bukan sebuah kepura puraan.

Setelah pembantu itu tenang dan terlihat tidur, kami para penonton kembali kekamar masing2. Meneruskan istirahat dan tidur siang.

“ Aduuuuh tulung, tuluuuung, tuluuuuung,” teriak pembantu yang satunya membuat kami serentak lagi menuju kekamar pambantu.

Astagfirullahalaziim…. Pembantu yang tadi kesurupan, dengan mata melotot mengarahkan kedua tangannya kelehernya dengan posisi mau mencekik.

“ Ieu budak ku urang rek dibawa”, suara berat seorang laki2 keluar dari mulutnya.

Aku gemetar sekaligus penasaran. Aneh sekali.

Tangan pembantu ditahan rame2 oleh 4 orang. Ternyata kuat sekali tangan itu.

Akhirnya tangan itu berhasil dilemaskan dan tidak mengarah ke leher lagi.

Tiba2 terdengan trialog, dua orang laki2 dan seorang perempuan, keluar dari satu mulut, mulut dia sang pembantu tadi.

Obrolannya sangat rame, sambil sesekali pembantu itu bersiul siul dengan kepala bergoyang. Suara perempuan seperti ingin ikut jalan2 ajakan dari dua pemuda itu.

Disaat seorang ibu melantunkan ayat Al Qur’an, tiba2 kepala pembantu itu menoleh kearahnya,” Nyanyi naon eta the euy ?” pertanyaannya sangat spontan yang dilanjutkan kembali dengan bersiul.

Hah, orang ngaji disangkanya nyanyi.

Pembantu yang kesurupan ini, orangnya sangat santun, bicaranya halus dan selalu tersenyum kepada siapapun yang meminta tolong. Jadi apabila tiba2 dia bersiul, bicara kasar, dengan suara laki2 pula, ini bener aneh.

Para temen koster pun berdatangan. Ada satu orang yang katanya bias ngeliat mahluk halus.

Kita diajak berdo’a bersama. Tiba2 si pembantu bergetar, matanya liar seperti mencari sesuatu. Orang yang bias melihat itupun lari keluar, lalu dia menantang ,” Maneh lamun wani, kadieu kaluar tibadan eta awewe, hayu gelur jeung aing”.

Believe it or not, dia melakukan gerakan2 seperti silat yang sedang dikeroyok orang banyak. Satu persatu sepertinya yang mengeroyok itu kabur, karena kelihatan gerakannya tidak seseru awalnya, Akhirnya dia seperti berhasil mengusir para pengeroyok. Dia kelihatan sangat lelah.

“ Belum keluar semua, baru delapan, masih tinggal di badan si bibi 3 lagi, tapi saya sudah tidak sanggup mengeluarkannya lagi”, pernyataannya membuat aku merasa ngeri bercampur penasaran.

Setelah adegan berkelahi itu selesai, kembali kita beramai ramai mendatangi kamar pembantu itu. Sorot matanya aneh, seperti tidak mengenal kita2. Merah, nanar, menyelidik, itulah kira2 ekspresi yang terlihat.

Atas saran tanteku, si bibi diindahkan keruang tengah yang lebih lega.

Selama tiga hari dia berada dalam keadaan seperti itu. Tidak ada satu oranpun yang sanggup membuat dia kembali sadar dan normal kembali.

Waktu magrib dia teriak2 dan berkata kata tapi tidak jelas. Kitapun ramai2 memeganginya.

Disaat memegangi tangannnya disuatu maghrib, terasa ada yang mengalir masuk kedalam tanganku, dingin dan meriding. Aku sentak2an biar mengalir lagi keluar.

“ Jangan disentak sentak seperti itu, nanti dia tambah masuk, kamu baca ayat Kursi aja sambil pegang kuat lengan bagian atas, supaya dia berhenti dan keluar lagi”, saran seniorku yang pertama membaca do’a diawal kejadian.

Aku menurut dengan harapan apapun itu yang masuk, dia akan segera pergi. Sekian kali aku menyentakkan tangan, tidak terasa apapun yang menandakan bahwa yang masuk itu sedang berangkat keluar lagi.

Dihari yang keempat, datanglah seorang bapak tua. Denger2 tanteku menyuruh orang ke Cipatat untuk memanggil bapak ini. Dia, orang yang sudah biasa menyembuhkan orang2 yang kesurupan dan membuat sadar kembali.

Atas permintaannya, si Bibi dibawa lagi kekamarnya. Dia dudukkan berhadapan dengannya. Lalu dia komat kamit, membaca jampi2. Tiba2 dia berkata, suaranya berbeda dengan suara dia tadi. Suara seorang kakek tua yang bijak dan lembut keluar dari mulutnya.

“ Ieuh kasep, sok kalaluar tina badan si nyai, hawatos. Sok bageur sing soleh, kaluarnya kasep, sok dibantuan ku Abah.” Suaranya sangat lembuh tapi penuh wibawa.

Telapak tangannya diletakkan menempel diubun ubun si bibi. Tiba2 kita melihat gerakan, tangannya mengangkat keatas seperti ada yang mendorong.

“ Alhamdulillah, sok anu sanesna oge ngiringan kaluar bageur”, suaranya bertambah lembut. Telapak tangan dia kembali mengangkat seperti tadi. Didorong oleh sesuatu yang keluar dari ubun2 si bibi.

“ Aing mah embung kaluar”, tiba2  mulut si bibi mengeuarkan suara.

“ Iih kasep, ulah kitu, karunya atuh si Nyai, apan urang mah geus beda dunia,” si bapak tua dengan lembutnya meminta dia tetep keluar.

“ Urang embung kaluar, kunaon tempat aing dibongkar. Ayeuna didieu geus ngeunah. Embung aing mah embung kaluar”, suara itu masih menyatakn keberatannya.

Tiba2 dari belakangku, seorang ibu menawarkan tempat,” Pak, pangsaurkeun kaanjeunna, kumaha upami ngalih katempat abdi,”

“ Kumaha cep upami dipasihan tempat anu enggal’, bujuk si pak tua.

“ Dimana ?” tanyanya tegas.

“ Di Jalan Progo,” kata si ibu itu yang kemudian diteruskan oleh si pak tua.

“ Ah embung jauh teuing”, dia menolak dengan tegas tawaran itu.

“ Kumaha upami digarasi ibu “. Seorang ibu yang  lain menawarkan tempat lain.

“ Dimana ?” kembali mulut si bibi mengeluarkan pertanyaan.

“ Caket cep, di jalan Sumurbandung”. Jawab ibu tadi yang dilanjutkan oleh si pak tua.

“ Enyalah daek”, jawabnya spontan.

“ Tah sae cep, sok atuh ayeuna mah geura kaluar.” Pak tua ngebujuk lagi.

“ Ke heula, urang haying ngopi heula”, jawabnya.

“ Sok mangga atuh, ke sakedap nya nuju didamel heula kopina,” suara aki tua itu masih tetep sabar dan lembut.

“ Sok mangga tah Cep, kopina tos disayagikeun”, pak tua menyilahkan minum sesaat kopi sudah ada didepan sibibi.

“ Hayang udud”, permintaan tambahan meluncur lagi dari mulut si bibi.

Seketika semuanya sibuk mencari rokok. Ada satu yang segera meyerahkan sebatang rokok pada pak tua.

“ Mangga cep, ieu rokona, engke upami atos mangga geura angkat katempat anu tos disayagikeun “, kembali pak tua membujuk dia.

Si bibi terlihat menyeruput kopi kemudian mengisap rokoknya dengan nikmat.

“ Sok kasep mangga ayeuna man geura kaluar nya bageur, hawatos ku si Nyai”, telapak tangan pak tua sudah nempel lagi di ubun2 si bibi. Sejenak terdiam, kemudian komat kamit…. Ya ! telapak itu terdorong sesuatu lagi hingga tinggi…

“ Alhamdulillah”, pak tua berkomat kamit lagi………………

dan tiba2…

“ Aeh ieu the aya naon ? Mani ngagimbung kieu ? Ih bibi mah mani ararisin kieu”, sekarang yang keluar dari mulut si bibi benar2 suaranya. Sambil berdiri, dia tersenyum seperti biasanya tapi dengan perasaan malu, langsung menuju dapur.. mencuci piring. Dia sudah kembali seratus persen…

Sejak kejadian itu, aku percaya seratus lima pupuh lima persen kepada apa yang disebut KESURUPAN..

* * *

Pilih salah satu

Masih ingat bagian dari ceritaku diatas ?

Ketika disuatu maghrib, si bibi teriak teriak, terasa ada sesuatu yang masuk kedalam tanganku. Hal itu terjadi ketika aku memegang jarikakinya. Lalu seniorku bilang, bahwa jangan disentak sentakkan tangannya. Saat itu memang aku sedang menyentak nyentakkan tanganku agar si sesuatu yang masuk itu keluar.

Nah cerita ini mulai dari kejadian itu.

Sejak itu, setiap aku mau terlelap tidur, tiba2 seperti ada yang memanggil. Suaranya kencang banget sampai aku terbangun. Kemudian kejadian berulang setiap sesaat aku mau terlelap.

Kejadian ini berlangsung terus hingga pada akhirnya aku merasa ketegangan yan gluar biasa dikepalaku. Dua bulan sudah aku tidak bisa tidur. Mata mengantuk, badan lelah, tapi tak bisa tidur. Bayangkan..

Badanku rasanya tidak karuan. Tambah tegang. Suara panggilan silih berganti dengan rasa dikelilingi orang banyak. Aku bingung, sebenarnya apa sih yang terjadi dengan badanku ini..

Pernah aku menceritakan kejadian dan keadaanku saat itu kepada seorang senior yang katanya sudah akhli dalam hal dunia gaib, dunia yang masih asing bagiku ini.

“ Coba liat cincin kamu “, dia minta cincinku dicopot, kemudian dia komat kamit, baca mantra barangkali. Begitu selesai, dia tiup cincinku.

“ Sudah hilang sekarang, selama ini memang si pengganggu itu berdiam dicincin kamu. Mulai sekarang pasti kamu bisa tidur. Huh rasanya lega ini hati, artinya nanti malam aku bisa tidur dengang lelap.

Malampun tiba, dengan semangat dan juga ngantuk berat, aku menempatkan diriku senyaman mungkin untuk melakukan ritual pra tidur. Sejam berlalu, aku masih susah terlelap, duajam, tiga jam…. Sampai pagi, mataku ngantuk, tetapi telingaku masih mendengar suara dan teteueueup gak bisa tidur… Kepala ku bertambah tegang…

Aku merasa kaget sendiri ketika rasanya aku ingin menjedukkan kepala ini ketembok, saking tegangnya. Untung masih ada teman2ku ditempat kost. Akhirnya mereka mengantarku kedokter. Dokter umum didekat tempat kost.

Setelah pemeriksaan standard dilakukan dia menanyakan kenapa kok bisa kayak begini.

“Kamu tegang sekali”, begitu dia menerangkan,” Mungkin terlalu lelah “, lanjutnya.

“ Kegiatan kamu sekarang itu apa ?” teliti juga ni dokter.

“ Saya kuliah di Arsitektur dan juga kerja “, jawabku.

“ Ooh pantes, kuliah di Arsitektur aja udah berat, ditambah bekerja, badan kamu gak kuat, harus memilih salah satu”, penjelasan yang diakhiri saran itu membuat aku bingung. Bagaimana mungkin aku berhenti bekerja, karena untuk membiayai kuliahku aku harus bekerja. Untuk berhenti kuliah… ooooh nanti dulu.. dari awal kuliah aku sudah bertekad… harus selesai.!!!! Tidak bisa ditawar lagi.

“ Dok, saya tidak bisa memilih, karena saya tidak mau berhenti kuliah, dan untuk itu saya harus bekerja, karena harus membiayai sendiri”, hanya itu yang bisa aku jelaskan kepadanya.

“ Keputusan ada ditangan kamu, sebagai dokter saya hanya bisa memberikan saran saja. Mungkin bisa minta istirahat dulu kuliah, jadi kamu bisa bekerja saja, paling tidak untuk setahun. “ Sepertinya dokter ini mulai iba melihatku, badan kurus kerempeng, gak bisa tidur harus cari duit kuliah pula.

“ Akan saya usahakan dok”, jawabku singkat.

“ Ok, sekarang biar kamu bisa tidur saya kasih MX 5 butir, tapi diminumnya kalau mau tidur saja”, sambil menulis resep dia menyatakan persetujuannya dengan jawabku.

“ Dikasih obat apa sama dokter ?” tanya temanku yang mengantar.

“ Cuma dikasih MX 5 butir, dan katanya diminumnya kalau mau tidur aja.

“ Hah ? MX ? “, aku heran kenapa temanku ini begitu terkejut.

“ Memangnya MX itu obat apa ?” tanyaku penasaran.

“ Kamu tahu enggak, itu obat tidur yang paling keras, termasuk obat yang dilarang karena suka dimanfaatkan oleh orang2 yang kepengen teler. Tapi kalau memang dokter yang ngasih, it’s ok lah”, temanku akhirnya menerima resep dokterku.

Dengan sabar dan baik hati, temanku mengantar aku ke apotik. Diapotik pun sempat ditanya serius oleh petugas penerima resep.

“ Ini bener resep dokternya?” tanyanya seperti tidak percaya.

“ Betul bu, liat aja kertas resepnya,” jawabku sekenanya.

Setelah dia berpikir agak lama akhirnya “ Kalau gitu ok, tapi kamu harus hati2 minumnya yaa”, jelasnya lagi.

“ Baik bu”, jawabku singkat.

Kucoba untuk tidak minum obat MX itu, masih ingin bisa lelap tanpa harus dibantu obat. Mata ini mengantuk, tetapi kepala ini seperti tegang terus. Jam sudah menunjukkan jam 12 tengah malam. Akupun menyerah, satu obat kuambil, kuminum segera. Aku tertidur lelap.

Aku terbangun dan badanku lemas sekali. Rasanya tidurku hanya sedetik, baru saja kuletakkan kepalaku dibantal sekarang udah bangun lagi.

Astagfirullahal aziiim.. ketika kulihat jam, ternyata jam 1 siang. Aku tidur selama 12 jam…. Tidurku rupanya super lelap.

Agak lama aku termangu, badan mulai terasa nyaman..

Jam 3 siang aku ingin tidur lagi. Kuminum lagi 1 buah pil MX, lalu aku tidur. Ditengah tidur super lelap, aku terbangun oleh suara anak ibu kostku yang sedang bermain lari petak umpet dan kejar2an dengan teman2nya.

Aku bangun, ketika mau berdiri… badanku lemas bukan main. Meletakkan kaki kelantai saja tak kuat, tanganku tak bisa diangkat. Badanku terbanting lagi ketempat tidur ketika aku mencoba berdiri. Oh Tuhan.. apa yang terjadi dengan badanku ini, apakah aku jadi lumpuh ? Kepalaku tegang sekali.. aku hanya bisa menangis….

Rasa lemas berangsur hilang 4 jam kemudian.

Malamnya aku minum lagi satu tablet.. tidurku tidak sehebat malam pertama, tetapi keteganganku meningkat. Namun aku habiskan juga kelima pil itu. Hasilnya… tetap enggak bisa tidur dan kepalaku semakin tegang. Aku pasrah saja….

Aku minta ijin mengambil 0 kredit  pada semester berikut. Untung mentorku mengerti dan mungkin kasihan juga padaku. Aku diijinkan untuk mengambil 0 kredit. Alhamdulillah.

* * *

Berkumpul kembali dengan keluarga

Kebutuhan hidup makin meningkat. Ibuku sudah merasa lelah memikirkannya. Diputuskan menjual rumah. Sesuai dengan petunjuk almarhum ayahku, apabila keadaan memang memaksa untuk menjual rumah, jual saja.

Didaerah ini menjual rumah tidak terlalu susah karena banyak peminat, dekat dengan daerah perdagangan. Mencari penggantinya yang sulit.

Percaya dan yakin kepada kehendak Allah dan kasih saying-Nya, bahwa kami tidak akan ditelantarkan tanpa rumah, setelah sekian lama berputar putar kota Bandung, akhirnya ditemukan juga rumah yang cocok dengan harga yang cocok pula.

Lokasinya sudah kearah Bandung Utara. Jadi aku tidak perlu dompleng di rumah tanteku lagi, bisa bersatu dengan ibu dan saudara2ku. Uuuh bahagianya hati ini.

Rumahnya tidak begitu besar, hanya ada dua kamar tidur, tetapi mempunyai pavilyun yang agak luas. Dengan anak 9 orang, karena 3 orang kakakku sudah menikah, kamar tidurpun harus banyak. Setelah diakal akali, seluruh penghuni rumah mendapatkan ruang tidur yang cukup layak, dalam arti tidak ada yang harus tidur diluar rumah.

Awalnya aku tidak mendapat kamar sendiri karena satu kamar masih digunakan oleh kakakku yang baru menikah. Hanya sementara karena dia dan suaminya akan pindah ke Jakarta. Kakakku yang nomor empat juga sudah berkeluarga dengan 2 orang putra, menempati 1 kamar. Sementara aku tidur bersama ibuku. Tiga adikku yang perempuan menempati satu kamar dan empat adikku yang laki2 menempati satu kamar.

Kebayangkan gimana penuhnya rumahku ini padahal luasnya cuma sekitar 120 m2.

Setelah kakakku pindah, baru aku mempunyai kamar sendiri. Aaaah asyiiknya.

Kamarku kujadikan istana paling indah didunia. Rapiiih, nyaman dan tenang, sampai2 adik2ku tidak berani menginjakkan kakinya sebelum minta ijin kapadaku.

Dengan bersatunya kembali aku dengan keluargaku, mulailah peranku yang baru.. aku bukan anak ibuku lagi.. tapi pasangan hidup beliau yang membantu dalam hal ekonomi dan juga perilaku adik2ku. Saat itu usiaku 23 tahun.

Susah tidurku masih berlanjut, sekarang ditambah lagi dengan peran baru. Alhasil kepalaku bertambah tegang lagi, badanku kurus sekali ditambah tidak ada selera makan. Aku sakit..

Salah satu dosenku rupanya memperhatikanku. Setelah aku menceritakan segala persoalanku, dia menyarankan untuk pergi ke dokter spesialis syaraf.

Dengan diantar ibuku, aku kedokter.

Kakiku menghentak kuat ketika dokter hanya mengetok pelan dengkul kanan dengan alat serupa martil. Demikian juga dengkul kiri.

“ Kamu tegang sekali”, katanya sambil menggeleng gelengkan kepala.

“ Bahaya sekali ini, kalai seperti ini dibiarkan, bisa hilang kontrol dan akhirnya kamu bentur2kan kepala kamu ketembok sekuat kuatnya.“ penjelasan ini membuat aku bergidik karena gejala ingin membenturkan kepala ini sudah sangat sering, hanya aku masih bisa menahannya.

Aku diberi obat berupa pil yang sangat kecil. Kata dokter itu bukan obat tidur tapi obat untuk mengendurkan syaraf2 yang tegang. Ditambah vitamin untuk menambah kekuatan badan. Aku harus istirahat total.

Sejak itu alhamdulillah, tidurku bagus lagi. Bisa terlelap dengan baik.

Untung masih dalam masa ijin cuti kuliah satu semester.

Istirahat pun bisa dijalani dengan tenang.

* * *

Uang Lembur

Aku sudah tidak bekerja di Studio Senior2ku lagi, tapi pindah ke Proyek Bersama Hankam-ITB. Tetap jadi Juru Gambar, bahasa gayanya Drafter.

Gajiku 110 rupiah per jam. Gajiannya per 2 minggu dengan perhitungan minimal 80 jam. Lembur dihitung berdasarkan kelebihan jam dari 80 jam per dua minggu. Jadi walaupun pernah kerja hingga jan 2 pagi, apabila masih belum mencapai 80 jam, tetep tidak dihitung sebagai lembur. Setiap 2 minggu itu aku mendapat gaji rata2 sebesar  Rp 8.800,-, kalau aku tidak bolos atau tidak ada lembur.

Proyek kerja sama Hankam-ITB adalah proyek prencanaan Markas Besar HANKAM di Cilangkap. Seluruh Angkatan dalam TNI markasnya akan disatukan di Cilangkap ini. Proyek yang cuku besar. Sering sekali kita kerja hingga jam 2 – 3 pagi. Tapi ya gitulah kalau dalam 2 minggu tidak melebihi 80 jam, tetap tidak dibayar lembur.

Itungan lembur itu memang menggiurkan karena perjamnya dibayar 2x. Karena aku sambil kuliah, sudah pastilah setiap 2 minggu itu selalu kurang dari 80 jam.

Dua pertiga gajiku kuberikan ibuku dan satu pertiganya untuk keperluan kuliahku.

Kadang aku merasa lelah sekali, badan dan pikiranku, mungkin karena aku masih terlalu muda untuk jadi partner ibuku dalam mengurus adik2ku. Tapi semuanya aku jalani dengan ikhlas dan pasrah. Mungkin disinilah aku mulai belajar sambil praktek yang namanya ikhlas dan pasrah itu.

Ketika akhir semester selesai dan kuliah libur, aku dapat bekerja full, yang artinya 80 jam itu bisa terpenuhi.

Harapan untuk mendapatkan uang lembur terlihat ada didepanku. Ada presentasi di hari Senin dan bahan presentasi itu harus selesai hari Minggu yang artinya seluruh Team Perencanaan harus kerja lembur setiap hari. Setiap hari pulang jan 2 pagi.

Alhasil 80 jam bisa dicapai dalam satu minggu, satu minggu berikutnya, walaupun kita leha2, gajinya diitung lembur.

Rencanapun sudah kupajang didalam pikiran.

Pertama, aku mau beli baju karena aku punya gaun hanya beberapa helai. Kedua, aku mau beli sepatu, karena sepatuku hanya sepasang dan itupun sudah mulai minta diperbaiki karena mulutnya sudah mulai terbuka sedikit.

Ketiga, aku mau beli peralatan gambar untuk mengerjakan tugas2 kuliahku.

Keempat, aku mau belikan adik2ku sesuatu yang mungkin mereka perlukan.

Tak sabar rasanya menunggu hari Jum’at.

Rasanya aku menjadi orang paling kaya didunia karena mengantongi uang 120 x 110 rupiah, Rp 13.200,- huuuu betapa banyaknya.

Aku langsung pergi ketoko yang menjual peralatan sekolah, mulai dari tas, buku tulis, phulpen dan pensil. Kubelikan adik2ku peralatan sekolah lengkap, tas dengan segala isinya. Setelah aku belanja, jatah untuk belanja2 mendekati habis. Kubatalkan membeli baju dan sepatu, tapi peralatan gambar tetap kubeli karena memang sangat diperlukan.

Aku pulang, dengan segala senang hati kuberikan seluruh belanjaan untuk adik2ku kepada mereka….

Ku terpana dengan pemandangan yang kusaksikan.. adik2ku meloncat loncat gembira menerima pemberianku.. Yaa Allah.. betapa bahagia hati ini, rasanya aku belum pernah merasa bahagia seperti sekarang ini.. Pemberianku ternyata sangat membuat adik2ku demikian senang dan bahagia…

Perasaanku saat itu tidak dapat kulukiskan dengan kata2 lagi. Dihati ini hanya muncul pertanyaan.. inikah yang disebut pahala ? Kebahagiaann seperti inikah yang disebut pahala… Aku tidak tahu jawabannya.. entah benar atau tidak, yang aku rasakan adalah kebahagiaan yang luar biasa. Jika kita memberi dengan ikhlas, maka kita akan mendapat pahala, kata2 itu yang sering aku denger dari ayahku, ibuku dan guru agamaku. Mungkin benar juga.. bahwa itulah yang namanya pahala, setidaknya begitulah kesimpulanku tentang pahala.

Terima kasih Tuhan.

* * *

Rendah Diri

Semakin lama aku semakin terbenam dalam masalah kehidupan keluarga. Peran sebagai partner tetap tidak berubah. Ibuku benar2 memperlakukan sebagai partnernya. Setiap pagi menyediakan sarapan, sedang untuk adik2ku tidak. Perlakuan istimewa selalu diberikan beliau padaku, tetapi dilain sisi beliau juga meminta aku untuk mengawasi adik2ku, menasehati, memberikan bimbingan dan pendidikan agar mereka enjadi anak yang baik…

Aku tidak menyadari akbat dari hal ini. Hanya aku merasa aneh dengan diriku. Aku seperti melayang jauh ketempat yang bukan seharusnya aku berada. Saat itu usiaku baru 22 tahun, tetapi kehidupan remaja gede seusia itu seperti jauh meninggalkan diriku..

Terjebak dalam rutinitas pekerjaan dan kuliah dan posisiku didalam keluargaku.. Rasanya badan ini tidak ada jiwanya lagi… Rasanya aku jadi orang aneh. Keanehan ini mungkin terasa oleh teman2ku, karena secara pelan aku merasakan mereka mulai menjauh. Rasa kesepian dan kekosongan selalu memenuhi jiwaku.. Aku selalu membutuhkan teman yang mau ngajak main, nonton dan hiburan lain..

Aku dihinggapi penyakit yang tidak jelas, gabungan rendah diri dan tidak percaya diri…. Sehingga membuat sikap dan kelakuanku tidak jelas alias aneh dan mungkin penuh kompensasi…

Hingga.. suatu malam, sesaat sebelum tidur, tiba2 muncul keinginan untuk memutar kelakuanku siang tadi.. Seperti menonton film rasanya…. Aku terpana.. bukan karena kagum, tapi perasaan malu yang luar biasa.. pantas teman2ku menjauh, karena kelakuanku memang membuat orang tidak senang bahkan mungkin menyebalkan…

Film kelakuanku selalu aku putar sebelum tidur.. dan hasilnya adalah sebuah kesimpulan bahwa Penyakit Rendah Diri apalagi digabung dengan Tidak Percaya Diri membuat aku Tidak Tahu Diri…

Secara pelan kesimpulam ini aku aplikasikan dalam keseharianku.. selalu mawas diri.. selalu berhati hati dalam bersikap.. tapi jadi kelewatan juga karena aku selalu merasa bersalah pada setiap keadaan.. lebay..

Proses pembenahan diri terus berlangsung hingga aku benar2 merasa bangkit penuh percaya diri dan rasa rendah diripun hilang.. Terima kasih ya Allah…

* * *

( to be continued )

3 responses

18 12 2009
Joan

Nggak nyangka, ibunya Abi bisa membuat aku kecanduan untuk terus membaca. Terusin dong, Tante…! 😀

19 12 2009
mirabiela

Joan.. terima kasih yaa…
terusannya udah ada sih cuma belum diposting…
tunggu yaa.. sesudah tante pulang kandang.. hehehe….

19 12 2009
mirabiela

Leave a comment